Mohon tunggu...
Azis Maloko
Azis Maloko Mohon Tunggu... Penulis - seorang pejalan yang menikmati hari-hari dengan membaca

anak nelayan berkebangsaan Lamakera nun jauh di sana, hobi membaca dan menulis, suka protes, tapi humanis dan humoris

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelbagai Wajah (Tentang) Solor: Sebuah Catatan Pengantar Soal Genealogi dan Makna (Kata) Solor

9 Agustus 2023   05:45 Diperbarui: 9 Agustus 2023   05:59 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

2. Wajah Solor Sebagai Kampung

Pada wajah kedua ini kata "Solor" diandaikan sebagai sebuah kampung. Namun, kampung yang dimaksud tidak bermakna nama kampung yang berada dalam wilayah teritorial pulau Solor yang dijelaskan pada poin wajah pertama Solor di atas. Akan tetapi, wajah Solor sebagai kampung dimaksud adalah nama bagi sebuah kampung yang berada pada kota Kupang sana, yakni kampung Solor namanya.

Meskipun demikian, wajah Solor sebagai kampung tersebut tidak bisa dipisahkan dari salah satu kampung yang berada pada pulau Solor Kab. Flores Timur sana, yakni kampung Lamakera. Sebab, penamaan Solor sebagai nama salah satu kampung yang berada di kota Kupang berangkat dari peristiwa sejarah yang diprakarsai oleh panglima perang utusan Lamakera yang bernama Atu Laganama untuk melawan dan membunuh pasukan Tropas (Portugis Hitam/Mestizo) di Penfui.

Dalam rangka untuk mengabadikan peristiwa bersejarah yang teramat penting lagi langka itu, juga sekaligus membalas "jasa" seorang Atu Laganama, maka kemudian disepakati sebuah perjanjian berupa memberikan nama kampung itu sebagai kampung Solor, sekaligus juga memberikan ruang khusus baginya untuk hidup dan berkembang di dalamnya, baik mendirikan masjid, menjadi imam dan lainnya.

Berangkat dari logika sejarah demikian, kita bisa mengatakan bahwa kata "Solor" sangat boleh jadi merupakan kata yang dipopulerkan dan diperkenalkan oleh masyarakat Lamakera. Bahkan bisa saja secara khusus menggambarkan karakter masyarakat Lamakera itu sendiri. Sebab, orang atau tokoh yang berjasa dalam mengalahkan pasukan Portugis di Kupang adalah orang Lamakera, akan tetapi nama yang diberikan untuk kampung tersebut malah menggunakan nama "Solor" yang lebih bersifat umum, bukan "kampung Lamakera".

Biasanya ketika ada seorang berjasa melakukan sesuatu, apalagi dalam level mengalahkan pasukan hitam Portugis, namanya yang diabadikan sebagai nama jalan, nama kampung dan lainnya. Atau kalau bukan nama orang tersebut minimal sekali menggunakan nama kampung asal orang tersebut. Dalam kaitannya dengan Atu Laganama, jika disimulasikan, maka setidaknya nama untuk kampung tersebut adalah "kampung Atu Laganama" atau "kampung Lamakera".

Terlepas dari alasan historis dalam memberikan nama tersebut. Fakta sejarah semacam ini setidaknya menggambarkan karakter penting yang dimiliki oleh orang-orang Lamakera, yakni ikhlas dan tulus; tidak menginginkan nama dan kampung asalnya dijadikan sebagai nama untuk kampung tertentu karena pelbagai capaian prestisiusnya yang dilakukan dalam kerja-kerja kemanusiaan dan peradaban. Setidaknya hal demikian yang diperlihatkan dan tercermin dari seorang Atu Laganama.

3. Wajah Solor Sebagai Kerajaan

Selain kedua wajah yang disebutkan di atas, Solor juga dikenal dalam wajah kerajaan. Ya, ada banyak kerajaan yang berada pada Pulau Flores dan Sekitarnya. Pada pulau Flores Timur terdapat cukup banyak kerajaan. Kerajaan-kerajaan dimaksud diklasifikasi berdasarkan aspeknya masing-masing. 

Ada kerajaan berbasiskan pada wilayah teritorial. Ada kerajaan yang berbasiskan pada identitas agama tersebut. Ada pula kerajaan yang berbasiskan pada agama sekaligus wilayah teritorial.

Kerajaan Solor masuk pada kategori kerajaan jenis ketiga. Kerajaan yang menyertakan identitas agama sekaligus wilayah teritorial tertentu. Identitas agama yang ada pada kerajaan Solor adalah agama Islam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun