Mohon tunggu...
Azis Kuba
Azis Kuba Mohon Tunggu... -

Tinggal di Makassar suka sesuatu yang jauh dan mampu saya tulis: Wisata dan petualangan, sepertinya bersuadara.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Fakta Menarik Seputar Perkembangan Ratusan Media Online di Sulsel

30 Oktober 2016   11:32 Diperbarui: 9 November 2016   03:24 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepanjang 2015 hingga sekarang ini, pembahasan soal media berbasis internet atau media digital yang diakses secara daring (dalam jaringan) alias media online dikalangan jurnalis di Makassar seolah tiada habisnya, malah makin berkembang. Dari pembahasan senjakala media konvensional hingga terperanjat dengan munculnya satu per satu portal news. "Wih! ada lagi media (online) yang baru?" kata seorang kawan yang heran dengan munculnya media baru lagi.  


Kehadiran berbagai media online di Makassar umumnya di Sulawesi Selatan (Sulsel) ini dirasa begitu gegas. Belum akrab dengan media yang sudah berseliwerang muncul lagi yang baru dan yang lebih baru lagi. Jumlahnya pun tidak main-main, 132 media online. Dari hasil penelusuran dan jumlah itu tumbuh dalam tempo waktu dua tahun, dari Januari 2015 hingga Oktober 2016. Itupun ada kemungkinan belum semua terdeteksi.

Portal-portal ini sepertinya berlomba mendistribusikan informasi paling pertama, tercepat, penyebutan kerennya breaking news, ekslusif hanya di media ini dan media itu, mengupdate sepanjang peristiwa. Berpacu menggunakan algoritma untuk menjadi tautan yang muncul di page pertama mesin pencari Google dan mengejar klaim ranking teratas di mesin penghitung trafik Alexa.com.

Namun ada juga yang sepertinya tidak mementingkan hal-hal itu, yang jelas mereka eksis dengan sejumlah sisipan banner iklan dari tokoh dan publik figur-figur cukup terkenal.

Jika media cetak membutuhkah oplah, televisi dan radio membutuhkan pemirsa, maka media online membutuhkan media social (sosmed) untuk mengaet pengunjung (visitor) demi peningkatan traffic dan ranking Alexa dan pastinya penghasilan dari Google Adsense. Karena itu tautan (link direct) banyak berseliweran di Facebook, Twitter hingga masuk ke area 'dark social' yang lebih privasi melalui aplikasi chating; BBM, WhatsApp, LINE dan lain sebagainya.

Belum lagi, serangan tautan dari Fanpage Facebook milik media online yang kita follow dan akun abal-abal yang kebetulan dibagikan oleh akun kenalan. Jika tidak menjadi tautan berita berlian, ya pastinya berita sampah!

Jumlah 132 media online di Sulsel yang terdeteksi dari Januari 2015 hingga Oktober 2016 ini juga menjadi fenomena terbilang unik, sebab muncul secara berentetan dalam jarak waktu yang tidak terlalu jauh, malah ada yang bersamaan. Mereka muncul bak jamur di musim hujan, kemudian berkecambah dan akan berkembang hingga akan menjadi tumbuhan atau layu sebelum berkembang.

Yah, kita tunggu media daring mana saja yang akan naik daun atau kering kerontang sampai mati. Sebab pada 2010 - 2012 di Makassar pernah tumbuh dalam jumlah tidak sebanyak sekarang tapi juga berangsur hilang.    

Namun pada akhirnya kita akan bertanya-tanya gejala apakah ini. Mungkinkah ini hanya gejala kekinian? media online lagi tren? atau terjangkit euforia dari sebuah pengelolah media online yang terbilang sukses? Atau seolah senjakala media konvensional?

Satu yang pasti, bahwa membuat situs online tidak membutuhkan biaya tinggi, seperti media cetak yang mesti menyiapkan anggaran miliaran untuk menebus biaya cetak, menyiapkan mesin cetak dan kertas. Apa lagi, media online juga tidak membutuhkan terlalu banyak tenaga. Wartawan pun bisa mengelola media online secara mandiri. Tentu ini pelanggaran di perusahaan medianya bekerja.

1. 152 Media Online
Hampir semua kabupaten dan kota di Sulsel terdapat media online. Sepanjang 2016 ini saja muncul 72 media online (setelah tulisan ini dibuat ditemukan lagi dua media online. Jadi sudah 74), dimana hanya dalam waktu tiga bulan terakhir ini 22 media online terregister di provider domain dan hosting. Sementara sepanjang 2015, terhitung ada 34 situs, termasuk media online terbaru dari sebuah perusahaan surat kabar yang cukup besar dan terkenal di Sulsel.  Tapi toh jumlah itu termasuk banyak dibanding 2014.

Bila menghitung mundur kelahiran media online yang ada di Sulsel jumlahnya pun membengkak, yakni 152 media, termasuk media yang memunculkan konten cetaknya dengan versi online. Penghitungan mundur itu perpatokan pada domain fajar.co.id, media online milik Harian Fajar yang membuat domain pada 17 Desember 1996.  

Kemunculan media mainstream selanjutnya adalah parepos.com milik Harian Pare Pos pada 2002, tapi domain ini tidak aktif dan parepos menggunakan regestri .co.id dibelakang namanya. Domain ini terdaftar pada 28 Agustus 2008.

Setelah media yang berdomisili di Kota Parepare itu, kemudian lahir makassarterkini.com milik Majalah Makassar Terkini pada 27 Juni 2003. Dua tahun berikutnya lahirlah tribun-timur.com, media online milik Koran Tribun Timur (grup Kompas).

Sebenarnya pada 2010, media yang benar-benar berbasis internet sudah bermunculan. Seperti kabarmakassar.com, luwuraya.com, kabar-toraja.com, kabarkami.com. Setahun berikutnya makin bertambah, seperti totalolahraga.com dengan segmentasi PSM dan olahraga umum, kopicelebes.com dengan segmentasi politik, pallubasa.com dengan segmentasi kuliner dan gaya hidup muda Makassar, maccashare.com, makassarinfo.com, koranmakassaronline.com, celebesonline.com, kabarcelebes.com. Sayangnya beberapa media sudah hilang saat ini.

Sepanjang 2013, media online baik berbasis daring maupun media cetak versi online juga mulai bermunculan. Setidaknya ada 11 online, kemudian 2014 muncul 14 online. Pada 2015 jumlah media online meningkat hampir empat kali lipat dari tahun sebelumnya, yakni 34 media dan tahun 2016 jumlah media online makin membengkak dua kali lipat, yakni 70 media online yang didominasi media berflatfrom internet.    

2. Yang mainstream yang berbenah
Sebelumnya, media surat kabar, majalah, radio dan televisi berlomba-lomba untuk membuat website medianya. Website ini hanya memindahkan produk berita dari surat kabar, majalah ke media online miliknya. Isi berita versi cetak dengan online tidak ada perbedaan, sama persis. Sementara website radio dan televisi lebih kepada identitas dan beberapa program acara siaran.  

Sebut saja, fajar.co.id (Harian Fajar) dan media anak perusahaan Fajar Grup (Berita Kota Makassar [BKM], Ujungpandang Ekspress [Upeks]), Tribun Timur dengan tribun-timur.com, Majalah Makassar Terkini dengan makassarkini.com, Makassar TV dengan makassartv.co.id -- kini diakuisi Kompas TV.

Yang berbeda adalah Tribun Timur Online yang hadir sejak Juni 2005 dan pada September 2007 menjadi portal real time satu-satunya di Makassar dan menjadikannya sebagai portal berita real time pertama di luar Jawa.

Enam tahun kemudian, lahir tribun-news.com sebagai newsroom untuk semua koran dan online tribun (grup Kompas) se Indonesia. Domain ini bisa akses sejak 28 Maret 2013 dan tribun-timur.com kemudian menjadi kanal daerah di Tribun News dengan alamat makassar.tribunnews.com.

Disaat perkasanya tribun-timur.com, sejumlah media berbasis internet sudah muncul. Seperti kabarmakassar.com sebagai media berita umum, kabarcelebes.com (2012), totalolahraga.com (2011) dengan segmentasi PSM dan olahraga umum, kopicelebes.com (2011) dengan segmentasi politik, pallubasa.com (2012) dengan segmentasi kuliner, maccashare.com (2012) sebagai media umum, makassarinfo.com pernah hadir pada 2012. Namun, hanya kabarmakassar.com yang bertahan hingga sekarang. Malah membentuk jaringan per kabupaten, seperti kabarwajo.com. Mereka sekarang sedang membangun jaringan online kabarjakarta.com dan kabaraustralia.com serta menggandeng kabarmedan.com.

Di tengah berkecambahnya media online di berbagai daerah di Sulsel, media online dibawah payung grup Fajar juga membuat gebrakan yang diberinya nama 'National News Network', yakni jaringan portal antar anak perusahaan Fajar Grup seluruh Indonesia Timur.

Menurut keterangan di fajar.co.id, gebrakan ini dilaunching pada 24 Februari 2016 sebagai portal berita nasional yang berkedudukan di Jakarta dan pada April 2016, seluruh media online anak perusahaan Fajar Grup seperti beritakotamakassar.com, ujungpadangekspers.com, palopopos.com, radarselatan.com, radarbone, parepos, radarsulbar.com, dan seterusnya sudah terintegrasi dalam satu domain, yakni fajar.co.id.

Portal anak perusahaan kemudian diatur ke dalam kanal-kanal jaringan. Maka lahirlah desain web yang seragam dan rangkaian domain panjang, seperti radarsulbar.fajar.co.id, beritakotamakassar.fajar.co.id.

Dalam jaringan portal Fajar ini, portal rakyatsulsel.com milik Harian Rakyat Sulsel tidak dimasukan dalam kanal jaringan, padahal portal ini termasuk anak perusahaan Fajar Grup.

Selain portal jaringan Fajar Grup, juga muncul portal fajaronline.com dan fajarkoran.com yang juga dikelolah Fajar Grup. Kabarnya, fajaronline.com bukan bagian dari jaringan fajar.co.id alias berdiri sendiri sementara fajarkoran.com merupakan website dari Harian Fajar.  

2. Penamaan Media Daring
"Apalah arti sebuah nama?" kata William Shakespeare dalam kisah roman 'Romeo & Juliet'. Ungkapan pujangga legendaris Inggris itu seolah menjadikan nama tidaklah terlalu penting. Namun banyak pihak mengatakan bukan itu maksud Shakespeare.

Nama justru sangatlah penting, selain identitas juga sebuah alamat situs. Nama ibarat merk atau brand yang penting untuk dikenalkan kepada pengguna internet (netter) agar selalu berkunjung ke alamat situs. Apa lagi nama media online skala lokal yang ingin menjangkau skala nasional.

Domain adalah nama unik untuk mengidentifikasi IP address sebuah server di internet. Eksistensi inilah yang memberi kemudahan para netter untuk mengakses dan mengingat domain server yang sudah dikunjungi.  

Dari keseluruhan domain di Sulsel, rata-rata menggunakan registri domain .COM (dotcom) dibelakang nama situs. Dotcom atau .COMMERCIAL merupakan registri domain tingkat atas atau Top Level Domain (TLD). Selain dotcom, registri domain .ID (dotID) yang peruntukannya untuk Indonesia juga mulai digunakan untuk portal media.  
Registri .ID merupakan TLD Indonesia yang dikelolah oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) sesuai ketetapan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada 2014.

Dari sejumlah besar media online di Sulsel, penentuan domain sepertinya tidak lepas dari keidentikannya di ranah jurnalistik, kemudian identitas tempat/domisili serta visi media. Karena itu penggunakan diksi news, kabar, liputan, info, terkini, dll banyak dijumpai di internet. Penggunaan kata itu selalu dikombinasikan dengan tempat yang lebih sentralistik, seperti Celebes, Sulsel, Makassar, Wajo, Luwu, Timur, Barat, Selatan dan lain-lain.

Saking banyaknya, maka tak heran bila ada beberapa alamat situs justru beririsan nama. Ambil contoh, domain beritasulsel.com sangat mirip dengan berita-sulsel.com, hanya dibedakan dengan penggunaan garis penghubung. Dua situs ini juga berbeda pengelolah.

Sama halnya dengan kabartoraja.com yang sangat mirip kabar-toraja.com. Di situs 'who is' kabartoraja terdaftar atas nama perusahaan PT Kabar Indonesia, sementara kabar-toraja bernaung dibawah bendera CV. Banne Tekno Media, sebagaimana keterangan di situsnya. Namun kabartoraja.com sepertinya sudah tidak aktif.

Ada juga nama situs hadir dengan tidak beridentik dengan aktivitas jurnalistik. Tapi menggunakan istilah kepolisian, Seperti tekape.com (dibaca TKP singkatan Tempat Kejadian Perkara). Atau rajamatamata.com, yang mungkin hadir sebagai spionase dari seluruh aspek kehidupan. Penamaan mereka terbilang unik.  

Sejumlah media sepertinya terinspirasi oleh media online sebelumnya yang sudah terlanjur terkenal seperti liputan6.com. Portal news milik SCTV mungkin menginspirasi pengelolah liputan8.com, liputanlima.com, dan liputanmakassar.  

Beberapa diantaranya sudah menjelaskan segmentasi kontennya, seperti mitosmakassar.com berkonsentarasi kepada kisah-kisah mitos dan berbau horor, lutimtekno.com berfokus pada teknologi, sejarahbone.com pada sejarah dan adat Bone.
 

 4. Lahir diwaktu yang hampir bersamaan
Disebutkan sebelumnya, bahwa dalam dua tahun ada 150 lebih domain yang lahir. Kemunculannya pun hampir bersamaan. Fakta ini ditemukan saat tracking di situs 'who is'. Seperti selayarnews.com dan koranfajar.com didaftar di waktu yang bersamaan pada 24 Juni 2016.

Saat melakukan pembuatan atau penentuan nama domain (domain create) atau register domain di provider hostingan, bukan berarti langsung aktif. Ada tahapan yang lebih penting, yakni pembayaran kontrak durasi domain (per tahun) untuk mengaktifkan domain nameserver yang mengarahkan ke IP Address server yang dituju. Bila penyelesaian kontrak cepat dan sudah memiliki server hosting atau server sendiri serta desain situs sudah ada maka pengaktifan domain bisa dengan cepat teridentifikasi sebagai situs web di browser internet/aplikasi atau di WWW (World Wide Web). Maka domain create menjadi acuan tulisan ini lahirnya sebuah situs.

Seperti koranseruya.com dan koran-akselerasi.com melakukan pembuatan domain pada 12 Mei 2016, sehari sebelumnya domain jalur9.com juga terregister. Maccanews.com dan koranpangkep juga sama-sama diregister pada 25 Maret 2016, dan sehari sebelumnya atau 24 Maret 2016, suaragalesong.com mulai mendaftar ditempat pembelian domain. Kabaroke dan liputanmakassar.co.id juga demikian pada 18 Januari 2016.

Kemudian celebesin.com dan linksatu.com pada 14 Juli 2016,  jurnalbone.com dan mediasulsel.com terdaftar pada 22 Februari 2016. Kliknews.ID dan sejarahbone.com pada 15 Februari 2016. Upeks.co.id dan bonesatu.com ada 9 Oktober 2013.

Ada juga teregister secara berurutan, seperti suaraenrekang.com (3 Agustus 2016), soppengnews.com (4 Agustus 2016), kecamatanmakassar.com (5 Agustus 2016). Kemudian pedomanmakassar.com (13 Juni 2016), pijar.online (14 Juni 2016), karebatoraja.com (15 Juni 2016).

Rentetan selanjutnya, rakyatsatu.com (11 April 2016), masenrempulu.com (12 April 2016), liputanutama.com (13 April 2016) dan yournalis.com (14 April 2016). Kemudian wisatasulawesi.com (26 Agustus 2013), mediacelebes.com (27 Agustus 2013), wajoterkini.com (28 Agustus 2013).

Disebutkan sebelumnya bahwa dalam dua tahun terakhir media online di Sulsel tumbuh dengan pesat. Indikatornya sederhana, jumlah domain pada 2015 hampir empat kali lipat dari jumlah media online pada 2014 dan domain pada 2016 (hingga Oktober) hampir dua kali lipat jumlah dari tahun sebelumnya.

Pada 2016, domain yang banyak tumbuh pada bulan Januari dengan 11 domain. Secara bertingkat disusul pada Maret dengan 10 media online, dan Februari dengan 8 media online.  

5. Domisili 
Hingga Oktober 2016 hampir semua wilayah di kabupaten/kota di Sulsel berdiri media online. Penamaan media dengan nama kota/kabupaten membantu dalam mengidentifikasi keberadaanya. Tapi untuk mengindentifikasi domisili media masing-masing sedikit kesulitan sebab masih banyak yang tidak terang-terangan mencantumkan, jangankan alamat kantor, nama-nama pengelolah pun kadang tidak ada.

Bila ditracking di situs pengidentifikasi domain atau who is, identitas pemesan atau pemilik domain tidak dirahasiakan hingga kemungkinan besar domisilinya juga sesuai yang tertera. Ada juga pemesan domain yang merahasiakan identitasnya, mau tidak mau konten-konten bahkan banner iklan yang mendominasi laman-lamannya menjadi acuan.  Selain itu, ada media yang dibuat oleh perusahaan desain web dan berada di luar Sulsel, tapi pada akhirnya akan mudah ditebak dengan konten yang ditampilkan. Cara terakhirnya adalah bertanya.  

Diantara semuanya, wilayah Makassar sebagai ibu kota provinsi tercatat paling banyak berdiri media online, yakni 78 media. Disusul wilayah Luwu dan Toraja dengan 19 media.

Selanjutnya wilayah bagian selatan Sulsel; Sinjai, Bulukumba, Selayar, Bantaeng dan Jeneponto yang mempunyai 11 media online. Kemudian wilayah Ajateppareng (Enrekang, Sidrap, Parepare, Pinrang dan Barru) dan wilayah Bone Soppeng Wajo (Bosowa) masing-masing 10 media digital.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun