Mohon tunggu...
Azis Susilo
Azis Susilo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Azis Susilo || NIM : 41521010076 || Fakultas : Ilmu Komputer || Jurusan : Teknik Informatika || Kampus : Universitas Mercu Buana || Dosen : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memaknai Hidup dengan Berkomunikasi & Berpikir Positif pada Pasien Penyakit Kanker

11 April 2023   00:32 Diperbarui: 11 April 2023   00:36 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adapun Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kebermaknaan hayati yang dikemukakan Frankl (dalam Schultz,1995) mengenai individu sehat, yaitu seseorang yang mampu menemukan makna hidupnya melewati realisasi nilai-nilai manusiawi. dapat dijabarkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebermaknaan hidup seseorang merupakan faktor-faktor internal dan eksternal.Faktor-faktor internal meliputi pola fikir, pola perilaku, konsep diri, corak penghayatan, ibadah dan kepribadian.


a. Pola Berpikir
kecenderungan berpikir seseorang (positif atau negatif) akan membawa dampak terhadap penyesuaian diri dan kehidupan psikisnya. Pola berpikir mensugesti suasana hati yang nantinya akan menentukan tindakan individu. dari pola berpikir. Individu yg berpikir positif akan memandang insiden yang dialami juga keadaan dirinya berasal sisi positif sebagai akibatnya beliau akan melakukan tindakan yang positif kemudian kebermaknaan hiduplah yg didapat. Frankl (pada Schultz, 1995), berdasarkan pengalaman hidupnya mengemukakan bahwa individu yg mengubah pola berpikir ke arah yang positif serta menyenangkan, maka kesakitan, ketakutan, penderitaan akan hilang karena pikiran positif akan membangkitkan jiwa yang tertekan dan memberikan kekuatan buat mengatasi penderitaan dan keputusasaan pada suatu keadaan.


b. Pola sikap
Krech dan Crutchfield (dalam Sears, 1994) mendefinisikan perilaku sebagai organisasi yang bersifat bertahan dari proses motivasional, emosional, perspektif serta kognitif mengenai beberapa aspek global individu. sikap terhadap suatu objek, gagasan, pengalaman atau orang eksklusif adalah orientasi yang bersifat menetap menggunakan komponen-komponen kognitif, afektif serta sikap. Komponen kognitif terdiri asal seluruh kognisi yang dimiliki seseorang tentang objek sikap eksklusif, berita pengetahuan dan keyakinan ihwal objek.Komponen afektif terdiri berasal seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap objek terutama evaluasi.
Komponen sikap terdiri dari kesiapan seseorang buat bereaksi atau kecenderungan buat bertindak terhadap objek.perilaku individu terhadap suatu insiden atau peristiwa yang diterimanya begitu berpengaruh pada pengambilan
nasihat.


c. Self Concept/Self Image!Konsep Diri
Konsep diri merupakan ilustrasi individu mengenai dirinya sendiri. Konsep diri memiliki subjektivitas tinggi.

d. Corak Penghayatan/agama
Bagaimana individu meyakini dan menghayati kebenaran, kebajikan, keindahan, keadilan, keimanan, serta nilai-nilai lain yg diklaim berharga.pada hal ini cinta kasih artinya nilai yang sangat penting pada berbagi hidup bermakna. mencintai seseorang berarti mendapatkan sepenuhnya keadaan orang yang dicintai seperti apa adanya serta benar- benar tahu kepribadiannya menggunakan
penuh pengertian. dengan jalan memberi dan disantuni, manusia akan mencicipi hidupnya sarat dengan pengalaman-pengalaman penuh makna dan membahagiakan. Orang yg percaya di yang kuasa dan pula percaya pada takdir akan meyakini bahwa setiap insiden atau kejadian terdapat hikmah ataupun tujuannya.


e. Ibadah
Dalam pengertian awam ibadah adalah segala aktivitas melaksanakan yang diperintahkan yang kuasa serta mencegah diri berasal hal-hal yang dihentikan-Nya berdasarkan ketentuan kepercayaan . pada pengertian lebih khusus ibadah adalah ritual buat mendekatkan diri pada yang kuasa melalui cara-cara yg diajarkan dalam kepercayaan .Ibadah yg dilakukan secara khidmat tak jarang menimbulkan perasaan tenteram, mantap serta tabah, dan tidak sporadis pula menimbulkan perasaan menerima
bimbingan dalam melakukan tindakan-tindakan krusial. Menjalani hayati sesuai tuntunan agama menyampaikan corak penghayatan bahagia serta bermakna bagi seorang.


f. Kepribadian
Kepribadian, berdasarkan Allport (pada Mujib,1999) adalah organisasi dinamis dalam diri individu yg terdiri atas sistem psikofisik yg menentukan penyesuaian dirinya yg spesial terhadap lingkungannya. asal pengertian ini bisa dijabarkan kepribadian terdiri atas kesamaan-kesamaan memilih yang memainkan peran aktif pada tingkah laku individu. Kepribadian bersifat individualis atau sangat subjektif, ialah tidak terdapat orang di dunia ini yang memiliki kepribadian sama walaupun dari anak kembar. Kepribadian menjadi landasan pribadi akan lingkungan fisik dan lingkungan psikisnya. Kepribadian di sini mempunyai kewajibam atau orientasi adaptasi dan menentukan individu pada manghadapi persoalan-masalahnya.


Sumber Makna hayati
sumber-asal makna hayati merupakan sebagai berikut (Bastaman, 2007):
a. Nilai-nilai kreatif (Creative Values)
Aktivitas berkarya, bekerja, mencipta serta melaksanakan tugas serta kewajiban sebaik-baiknya menggunakan penuh tanggung jawab. Melalui karya dan kerja kita bisa menemukan arti hayati serta menghayati kehidupan secara bermakna.

b. Nilai-nilai penghayatan (Eksperiential Values)
Kepercayaan serta peninjauan akan esensi - esensi kebenaran, integritas, keelokan, keimanan, serta keagamaan dan cinta kasih. Menghayati serta meyakini suatu nilai bisa mengakibatkan seorang berarti hidupnya. Cinta kasih bisa mengakibatkan jua
seseorang menghayati perasaan berarti pada hidupnya. menggunakan mencintai dan merasa dicintai, seseorang akan merasakan hidupnya penuh menggunakan pengalaman hidup yang membahagiakan.


c. Nilai-nilai bersikap (Attitudinal Values)
Mendapatkan menggunakan penuh ketabahan, kesabaran, dan keberanian segala bentuk kemalangan yang tidak mungkin dipungkiri lagi, sebagaimana sakit yang tidak mungkin disembuhkan, kematian, dan menjelang kematian, setelah segala upaya serta ikhtiar dilakukan secara maksimal .perilaku menerima menggunakan penuh nrimo serta tabah halhal tragis yang tidak mungkin dielakkan lagi dapat mengubah pandangan kita asal yang semula diwarnai penderitaan semata-mata menjadi pandangan yg bisa
melihat makna serta pesan yang tersirat dari penderitaan itu.  

Referensi/Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun