Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses penciptaan terhadap peningkatan kualitas siswa, baik itu dari segi kemampuan maupun keahlian. Peningkatan kemampuan ataupun keahlian siswa tidak terlepas dari metode atau cara yang digunakan guru.
Peningkatan kemampuan secara umum biasanya merujuk kepada peningkatan kemampuan terhadap 4 (empat) aspek utama yaitu menulis, membaca, berbicara dan mendengar..[1] Membaca merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap siswa di sekolah dikarenakan membaca akan memudahkan siswa untuk mendapat informasi tentang pelajaran yang mereka pelajari. Selain itu dengan membaca, bisa membuka wawasan dan pengetahuan.[2]
Belajar adalah suatu proses yang dilalui peserta didik untuk memperoleh pengalaman baru melalui mengalami atau latihan. Untuk memperoleh prestasi/hasil belajar yang baik, proses pembelajaran harus dilakukan dengan baik dan tepat. Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu.
[3] Bahasa Arab merupakan salah satu dari sekian banyaknya bahasa asing yang ada di dunia. Bahasa Arab merupakan bahasa tertua dan paling lama digunakan. Sejak Al-Qur'an diturunkan dan agama Islam semakin berkembang, penutur bahasa Arab semakin berkembang hingga dituturkan lebih dari 200.000 umat manusia dan digunakan secara resmi oleh 20 negara. Bahasa Arab merupakan bahasa dan tuntunan agama umat Islam sedunia.
[4] Oleh karenanya, tidak dapat dipungkiri apabila bahasa Arab merupakan suatu bahasa yang banyak dipelajari dan diminati oleh orang-orang, sehingga hampir seluruh universitas di Indonesia di dalam jurusannya terdapat prodi tentang pembelajaran bahasa Arab baik itu Pendidikan Bahasa Arab maupun Bahasa dan Sastra Arab.
Ilmu shorof memiliki peran penting dalam memahaminya. Ilmu shorof merupakan ilmu yang mempelajari bentuk bahasa, yang membahas laidah-kaidah dan tata bahasa paling mendasar.[5] Dan guru merupakan salah satu komponen yang berperan penting dalam meningkatkan dan hasil pembelajaran peserta didik.
Namun pada kenyataan yang bisa ditemukan sampai ekarang adalah guru mengajar dengan metode ceramah saja dan semuanya hanya berpusat kepada guru dan murid hanya mendengarkan saja hal ini yang kemudian menjadi monototn sehingga kebnyakan siswa kurang minat di setiap pembelajaran.[6]
Kemudian hal ini sering terjadi salah satunya di dalam pembelajaran shorof yang pada dasarnya shorof adalah materi inti dari semua materi bahasa Arab dan materi yang harus dipahami kemudian di hafal oleh peserta didik, dan beberapa peserta didik juga masih lambat dalam menangkap pembelajaran dan sulit Ketika menghafalkan. Sehingga yang mana menjadi penghambat terbesar dalam pencapaian pembelajaran shorof. Kejadian ini dapat disimpulkan bahwa posisi atau peran guru adalah sangat penting dalam proses belajar agar pembelajaran lebih efektif dan meningkatkan rasa ketertarikan terhadap peserta didik dalam belajar.[7]
Tidak semua siswa dapat dengan mudah membaca teks berbahasa Arab sesuai dengan baik dan benar, tidak seperti membaca teks berbahasa Indonesia yang dibaca sesuai dengan tulisannya. Banyak siswa yang menganggap pelajaran Bahasa Arab adalah pelajaran yang sulit.
Hal tersebut dikarenakan salah satunya yaitu siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar bahasa Arab. Maka dari itu pembelajaran seharusnya berlangsung dengan menyenangkan agar siswa tertarik dan semangat untuk mempelajari bahasa Arab.
Oleh karena itu, keberhasilan pembelajaran Bahasa Arab tersebut tergantung pada siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan keberhasilan siswa tidak hanya tergantung pada sarana dan prasarana pendidikan, serta kurikulumnya. Akan tetapi, guru dalam proses pembelajaran juga dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar Bahasa Arab siswa, salah satunya dengan penggunaan metode pembelajaran oleh guru yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang diajarkan.
Maka guru harus memiliki Tindakan sehingga kelas menjadi aktif dan peserta didik bersemangat memiliki antusias tinggi dalam belajar shorof, maka dengan itu penulis memilih sebuah solusi dengan menerapkan strategi pembelajaran yaitu Scramble yang merupakan strategi pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas yang menjadi aktif dan menarik perhatian peserta didik untuk tertarik terus pada pembelajaran shorof.
Dalam penerapan strategi Scramble pembelajaran shorof dapat menjadikan sebuah inovasi dan kreatif dan menarik dalam pembelajaran dimana guru mengajar dengan pendekatan secara langsung terhadap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dan dengan penerapan strategi ini diharapkan agar peserta didik menjadi aktif dan ceria memiliki antusias tinggi dalam belajar shorof.
Teori Strategi Scramble
Pengertian Strategi Pembelajaran Scramble
Media yang sangat tepat untuk mengajarkan materi yang konsepnya untuk mengajarkan keterampilan menulis, membaca dan menghafal kosakata dan media yang menyenangkan karena sifatnya berupa media permainan.
[8] Straegi Scramble adalah merupakan cara pembelajaran yang mana mengajak siswa untuk menemukan jawaban dan menyelesaikan permasalahan yang ada dengan menggunakan cara siswa tidak hanya tergantung pada sarana dan prasarana pendidikan, serta kurikulumnya.
Akan tetapi, guru dalam proses pembelajaran juga dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris siswa, salah satunya dengan penggunaan metode pembelajaran oleh guru yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang diajarkan.[9]
Sedangkan Metode Scramble menurut M. Echols dan Shadily adalah suatu perebutan atau pertarungan atau berusaha mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah. Jika dikaitkan dengan pembelajaran ini, maka strategi scramble merupakan suatu bentuk pembelajaran dengan berusaha Menyusun huruf yang merupakan jawaban dari suatu pertanyaan yang di ajukan oleh guru
Model scramble merupakan metode yang berbentuk permainan acak kata, kalimat, atau paragraf. Pembelajaran kooperatif metode scramble adalah sebuah metode yang menggunakan penekanan latihan soal berupa berupa permainan yang dikerjakan secara berkelompok.
Dalam metode pembelajaran ini perlu adanya kerjasama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman sekelompok dapat berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal.[10]
Metode ini mengharuskan untuk menggabungkan otak kanan dan otak kiri. Dalam metode ini, peserta didik tidak hanya diminta untuk menjawab soal, tetapi juga menangkap dengan cepat jawaban soal yang sudah tersedia namun masih dalam kondisi acak. Ketepatan dan kecepatan berpikir dalam menjawab soal menjadi salah satu kunci permainan model pembelajaran scramble.[11] Teknik ini membutuhkan media dengan pertanyaan dan jawaban yang ditulis pada sebuah kertas. Pertanyaan yang dibuat disesuaikan dengan bahan ajar yang harus dikuasai peserta didik. Jawaban atas pertanyaan diberikan pada lembar yang sama dengan mengacak hurufnya.
Sesuai dengan sifat jawabannya Sohimin (2016: 167) menyebutkan bahwa scramble yang terdiri atas bermacam-macam bentuk yaitu:
- a) Scramble Kata, yakni sebuah permainan dengan menyusun hurufhuruf yang telah diacak susunannya sehingga membentuk suatu kata yang bermakna, misalnya: A-l-p-j-e-r-a= Pelajar, t-u-k-i-l = kulit.
- b) Scramble Kalimat , yakni sebuah permainan dengan menyusun kalimat dari kata-kata yang telah diacak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan benar. Contohnya: 1) pergi-ibu-pasar-ke Menjadi :Ibu pergi ke pasar.[12]
- c) Scramble Wacana, yakni permainan menyusun wacana logis dan bermakna. Hasil susunan wacana dalam permainan scramble wacana hendaknya logis dan bermakna.
- d) Scramble Paragraf, yakni sebuah permainan menyusun suatu paragraf berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan paragraf hendaknya logis, dan bermakna, contohnya: 1) Paginya ikut pergi ke pasar membeli sayuran bersama ibu.[13]
- Dari uraian diatas salah satu metode scramble yang dipakai dan relevan dalam pembelajaran shorof pada sisiwi KMI Kelas 2 adalah Scramble Wacana, yakni permainan menyusun wacana logis dan bermakna. Hasil susunan wacana dalam permainan scramble wacana hendaknya logis dan bermakna.
- Tujuan Strategi Pembelajaran Scramble
- Menurut Rober B. Taylor dalam Huda tujuan dari Strategi Pembelajaran Scramble adalah dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir siswa. Metode ini mengharuskan siswa untuk menggabungkan otak kanan dan otak kiri.
Adapun tujuan mambaca adalah sebagai berikut:
- a. Untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis.
- b. Dengan membaca seseorang dapat: 1) Memperoleh informasi; 2) Mencari sumber, menyimpulkan, menyaring, dan menyerap informasi dari bacaan; 3) Mampu mendalami, menghayati, menikmati. Kartono, dkk menambahkan pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas.
- Tujuan yang dimaksud meliputi:[14]
- a) Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan;
- b) Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan;
- c) Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan.
- d) Menggali simpanan pengetahuan atau skemata siswa tentang suatu topik. e) Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa.
- f) Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan maupun tulisan.
- g) Melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat oleh siswa sebelum membuat bacaan.
- h) Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam sebuah bacaaan.
- i) Mempelajari struktur bacaan.
- j) Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru atau sengaja diberikan oleh penulis bacaan.[15]
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Scramble adalah:
- Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam model pembelajaran scramble adalah dengan menyiapkan media, diantaranya:
- Membuat pertanyaan yang sesuai dengan materi.
- Membuat jawaban yang diacak hurufnya.[16]
Sedangkan Langkah-langkah yang dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran scramble adalah:
1. Guru menyajikan materi sesuai dengan topik yang dikaji.
2. Guru membagikan lembar kerja yang telah dipersiapkan.
3. Siswa menulis urutan kata atau gambar sehingga menjadi jawaban yang tepat dan mencocokannya pada pertanyaan yang sesuai.
4. Guru melakukan penilaian, baik dikelas maupun dirumah. penilaian dilakukan berdasarkan seberapa cepat siswa mengerjakan soal dan seberapa banyak soal yang dikerjakan yang benar.
5. Guru memberikan apresiasi dan rekognisi kepada peserta didik yang berhasil, dan memberi semangat kepada peserta didik yang belum cukup berhasil menjawab dengan cepat dan benar.
Langkah -- langkah pembelajarannya adalah :
- Persiapan
- Pada tahap ini guru menyiapkan bahan dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Media yang digunakan berupa kartu soal dan kartu jawaban yang telah diacak sedemikian rupa. Guru menyiapkan kartu-kartu sebanyak kelompok yang telah dibagi. Guru mengatur hal-hal yang mendukung proses belajar mengajar misalnya mengatur tempat duduk sesuai kelompok yang telah dibagi ataupun memeriksa kesiapan siswa belajar dan sebagainya.
- Kegiatan inti
- Kegiatan dalam tahap ini adalah setiap kelompok melakukan diskusi untuk mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok. Sebelumnya jawaban telah diacak sedemikian rupa.
- Tindak lanjut
- Kegiatan tindak lanjut tergantung dari hasil belajar peserta didik.
Adapun fase yang digunakan dalam pembelajaran pada model Scramble adalah:[17]
-
- Fase
- Perilaku Guru
- Langkah-Langkah Model Scramble
- Menyiapkan Tujuan dan mempersiapkan peserta didik
- Menjelaskan tujuan pembelejaran dan mempersiapkan peserta didik untuk siap belajar
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
- Menyajikan informasi
- Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal
- Menyajikan materi sesuai dengan bahan ajar kedalam masing-masing kelompok.
- Mengorganisasikan kelompok belajar
- Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan kelompok belajar dan membentuk kelompok melakukan transisi yang efisien
- Mengorganisir peserta didik kedalam kelompok belajar
- Membantu kerja kelompok dan belajar
- Membantu kelompok yang kesulitan belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya
- Membagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada masing-masing kelompok sebagai pilihan jawaban soal-soal pada kartu soal
- Mengevaluasi
- Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
- Masing-masing kelompok mengerjakan kartu soal dan mencari jawaban untuk setiap soal pada kartu soal dengan mengevaluasi hasil kerja
- Memberikan penghargaan
- Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok
- Memberikan point bagi kelompok yang menjawab dengan benar kemudian yang teralhir guru memberi motivasi
- Alat dan Bahan yang dibutuhkan
- Kertas HVS
- Penggaris
- Pensil, ball point, spidol warna hitam
- Penghapus
- Absensi
- Materi Ajar
Judul =
Tujuan Pembelajaran =1.
Isi Materi =
- Langkah-Langkah Mengajar Menggunakan Strategi Scramble
- Guru memasuki kelas
- Guru mengucapkan salam, menyapa, menanyakan kabar dan kesiapan murid untuk belajar, kemudian membuka pelajaran
- Guru: "Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh"
- Murid: "Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh"
- Guru: "Selamat pagi murid-murid"
- Murid: "Selamat Pagi ibu guru"
- Guru: "Bagaiman kabar kalian pada hari ini?"
- Murid: "Alhamdulillah baik ibu guru"
- Guru; "Apakah kalian sudah siap untuk belajar?"
- Murid: "In sya Allah siap ibu guru"
- Guru: "Baiklah, kita buka pelajaran kita pada hari ini dengan bersama- sama mengucapkan Albasmallah"
- Murid & Guru: "Bismillahirrohmanirrohiim"
- Guru menyampaikan pembelajaran yang akan dicapai dan menulisnya
- Guru: "Baiklah di pagi hari ini kita akan mempelajari materi As-Shorf di judul Ash-Shighoh"
- Guru menanyakan peserta didik terkait apa yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya
- Guru: "baiklah murid-murid, bab berapakah yang telah kita pelajari pada pertemuan pertama?"
- Murid: "bab I".
- Guru menerapkan strategi Scramble dengan memberikan pertanyaan yang jawabannya masih belum tersusun menjadi makna yang logis
- Guru: "Dalam pertemuan kedua ini, kita akan mempelajari shorof dengan strategi Scramble dimana kalian diberi pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya akan tertera secara acak kemudian kalian urutkan kata atau gambar sehingga menjadi jawaban yang tepat dan mencocokannya pada pertanyaan yang sesuai.
- Guru memberikan petunjuk cara menggunakan metode Scramble kepada peserta didik.
- Guru menjelaskan aturan menjawab materi shorof.
- Guru membagi peserta didik ke dalam 7 kelompok kemudian meminta setiap kelompok duduk dilingkaran kelompok yang sudah ditentukan
- Guru:"Baiklah, sekarang buatlah 7 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari lima orang. Baik kita berhitung mulai dari angka satu sampai dengan 3."
- Guru membagikan kertas soal dan jawaban shorof kepada setiap kelompok
- Setelah setiap kelompok menempati posisi masing-masing, guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan shorof yang akan disampaikan selama 10 menit.
- Guru meminta peserta didik untuk mendiskusikan soal-soal dan menentukan jawaban yang masih ter acak yang ada di kertas.
- Guru: "Baik murid-murid berdiskusilah tentang soal shorof yang ada di kertas yang ibu bagikan tadi dengan benar dan tepat, apakah semuanya paham?"
- Murid: "paham ibu guru"
- Guru berkeliling untuk mengawasi diskusi para peserta didik.
- Guru mencukupkan diskusi dan menunjukan satu persatu kelompok untuk maju kedepan guna membacakan hasil jawaban yang telah di diskusikan oleh murid.
- Guru: "Baiklah ibu rasa sudah cukup diskusinya. Mari kita dengarkan jawaban dari kelompok 1 (selanjutnya kelompok 2, hingga akhir)".
- Guru memperhatikan dan mencatat kesalahan-kesalahn peserta didik ketika sedang mempresentasikan jawabannya di depan.
- Guru memberi evaluasi dari hasil presentasi setiap kelompok dan menentukan kelompok terbaik yang telah menjawab soal shorof dengan benar dan tepat.
- Guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat dengan penekanan poin-poin penting.
- Guru memberikan refleksi terkait pembelajaran dengan menerangkan titik kesalahan dan kebenarannya.
- Guru meminta murid-murid untuk merapikan tempat duduk dan kembali ke tempat duduk masing-masing seperti awal.
- Guru memeberikan nasehat atau motivasi belajar kepada peserta didik kemudian mengakhiri pembelajaran dengan salam
- Guru: "Baiklah, semoga apa yang kita pelajari hari ini bermanfaat bagi kita semua dan diridhoi oleh Allah SWT. Mari kita tutup pembelajaran kita pada hari ini dengan bersama-sama membaca Al-Hamdalah dan do'a kaffaaratul Majlis. Terimakasih, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
- Murid: "wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"
- Kelebihan dan Kekurangan Strategi Scramble
- 1. Kelebihan strategi Scramble yaiu:
a. Model pembelajaran scramble memungkinkan siswa untuk saling belajar sambil bermain. Mereka dapat berkreasi sekaligus belajar dan berpikir.
b. Selain membangkitkan kegembiraan melatih keterampilan tertentu metode scramble juga dapat memupuk rasa solidaritas dalam kelompok.
c. Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan biasanya mengesankan dan sulit untuk dilupakan.
d. Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong peserta didik berlomba -- lomba untuk maju.[19]
2. Sedangkan kekurangan pada model pembelajaran scramble adalah :
a. Pada pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya karena terbentur dengan kebiasaan siswa belajar.
b. Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
c. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik menguasai materi pelajaran, pembelajaran ini akan sulit diimplementasikan guru.[20
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktek strategi yang telah diterapkan maka kesimpulan dari Praktek Penerapan Strategi Scramble dalam Pembelajaran Shorof Kelas 2 KMI terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini terbukti dari keaktifan dan antusias peserta didik saat mengerjakan soal Scramble.
Dalam proses pembelajaran sangat penting bagi guru untuk merancang strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa hal ini dimaksudkan agar pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Jika guru menguasai berbagai macam strategi pembelajaran dan menggunakannya secara tepat dan benar maka akan menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna dan hasil pembelajaran yang jauh lebih efektif kemudian tidak akan merasa jenuh menerima materi pelajaran.
Berdasarkan praktek penerapan strategi yang telah dilakukan ada beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagi berikut: kepada guru harus menguasai berbagai strategi dan metode pembelajaran dengan baik dan benar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Selain itu dengan penggunaan strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi akan meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
Sehingga siswa akan mudah memahami materi pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan akan tercapai dengan maksimal. Kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran hendaknya memperhatikan dengan baik apa yang disampaikan oleh guru dalam meningkatkan belajarnya dan aktif mengikuti proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Zulkarnaini. (2019). Peningkatan kemampuan membaca permulaan memulai media suku kata dengan model pembelajaran scramble, Vol. 6, No. 2.
Rahma Diani. (2016). Uji Effect size model pembelajaran scramble dengan media video terhadap hasil belajar peserta didik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2).
Rantika dan Faisal Abdulah. (2015). Penggunaan Media Teka Teki silang Dalam Meningkatkan hasil Belajar Siswa Kelas II pada Pembelajaran Bahasa Arab Di madrasah Ibtidaiyah Nurul Iman Pengabunan Kabupaten Pali, Volume 1.
Halfi Raodahtul Jannah. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Scramble Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKN. Jurnal AKRAB JUARA Volume 4 Nomor 3.
Aris Shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Ar-ruz Media, Yogyakarta.
Umul Farida. (2017). Efektivitas Model Pembelajaran Scramble Berbasis Kontekstual Terhadap Kemampuan Beroikir Kritis IPS Siswa kelas 2 SD Negeri Kebondalem. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar. Vol.1 (3).
Nita Wantu. (2018). Penerapan Metode Scramble dalam meningkatkan kemampuan membaca teks berbahasa Inggris. Al-Minhaj: Jurnal Pendidikan Islam Vol.1, No.1
Octavian Muning Sayekti. (2020). Peningkatan Motivasi Membaca Permulaan melalui metode scramble kalimat pada siswa kelas 2 SDN Pandeyan Yogyakarta. Jurnal Foundasia Volume 11, No 2.
Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran INOVATIF dalam Kurikulum 2013. Cetakan I. Yogyakarta: AR RUZZ MEDIA.
Syifa. 2014. Metode Belajar dan Pembelajaran Plus Aplikasinya. Bandung: Bumi Siliwagi.
Andriani. (2015 )."Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab dalam Pendidikan Islam". Ta'allum.Vol.13, No.1
(: )
.
.
.
Alhamdulillahirobbilaalamiin semoga segala yang telah kita usahakan dan perjuangkan dengan doa selalu mendapat ijabah dari Allah SWT, dan semoga kita selalu menjadi Hamba yang di Ridhoi dan diamanahi Allah SWT untuk selalu menyampaikan Ilmu yang bermanfaat juga kebaikan Aamiin Aamiin Aamiin y Robbal Aalamiin. Allahummafa'na bima allamtana wa alimna maa yangfa'una warzu'ni ilman wazidni fahman Aamiin, Happy Reading, Happy Always and enjoyed your Life!!! illalliqo'
#WriterBy: Andriyani puspitasari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H