Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ayyubi
Muhammad Irfan Ayyubi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Seorang bapak yang mengumpulkan kenangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Novel Harimau! Harimau! Karya Mochtar Lubis - Oportunisme dalam Karakter Wak Katok

26 Agustus 2019   11:19 Diperbarui: 25 Juni 2021   11:46 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAB II 

PEMBAHASAN

  • Sinopsis Novel

Tujuh orang pergi mengumpulkan damar di sebuah hutan belantara. Mereka adalah ; Haji Rakhmat (biasa dipanggil Pak Haji), Wak Katok, Talib, Sutan, Buyung, Sanip dan Pak Balam. Mereka dikenal warga kampung sebagai orang sopan, pandai bergaul, suka gotong royong dan taat agama. Talib, Sutan, Buyung, Sanip, adalah pemuda-pemuda yang jadi murid Wak Katok, dari Wak Katok, mereka belajar ilmu gaib dan pencak silat. Pak Haji, orang yang sedari muda berkeliling dunia dan kemudian memutuskan kembali ke kampung, menyepi ke hutan untuk pergi mengumpulkan damar. Pak Balam merupakan sebaya Wak Katok, dikatakan pernah ikut berjuang jaman belanda.

Mereka bertujuh biasa mengumpulkan damar dekat pondok Wak Hitam. Wak Hitam ini adalah laki-laki berumur 70 tahun yang biasa memakai pakaian hitam-hitam, kurus dan berkulit hitam. Perkenalan mereka dengan Wak Hitam dimulai dari Wak Katok yang suka mengajak para pemuda pendamar itu berburu babi dan rusa. Wak Katok dikenal orang kampung sebagai jago silat, dukun sakti dan pemburu yang hebat. Babi yang diincarnya biasa masuk ke daerah pondok Wak Hitam. 

Dari situlah mereka mengenal Wak Hitam dan kemudian terbiasa menginap di pondoknya. Di pondoknya ini tinggal pula Siti Rubiyah, istri mudanya yang masih belia dan cantik. Desas-desus orang mengatakan bahwa Wak Hitam tinggal di hutan karena ia menggunakan ilmu sihir dan ilmu gaib. Di pondok itulah kabarnya ia memelihara jin, setan dan harimau jadi-jadian. Ada pula yang berkata bahwa Wak Hitam senang tinggal di hutan karena ia punya tambang emas rahasia yang ia tak ingin orang lain mengetahuinya.

Wak Hitam semakin hari semakin renta dan jatuh sakit. Suatu hari, tujuh orang pendamar itu menyaksikan keanehan-keanehan di pondok Wak Hitam, ada tujuh orang berpakaian serba hitam tiba-tiba datang, juga ada orang asing yang ikut menginap dan kemudian meramal nasib pemuda pendamar itu,

Buyung, satu seorang yang belum berkeluarga di antara pemuda pendamar itu, ia memiliki gadis yang ia sukai di kampung bernama Zaitun. Tapi, karena melihat tubuh dan paras elok Siti Rubiyah(istri Wak Hitam) ia pun tergoda. Berkali-kali ia memikirkannya. Dan tiba pada suatu hari ia mengintip Siti Rubiyah mandi. Namun Siti Rubiyah tidak marah malah bercerita bahwa ia sangat tersiksa kawin paksa dengan Wak Hitam. Siti Rubiyah meminta tolong pada buyung untuk menyelamatkan hidupnya, dan timbullah syahwat pada kedua belah pihak dan mereka pun berzina. Buyung pun dalam hati sangat merasa berdosa, namun perasaan berdosa itu berusaha ia singkirkan dari pikiran dan nuraninya.

Kemudian petaka dimulai, ketika hari pagi tiba, dan Wak Katok mengajak para pendamar untuk berburu rusa. Buyung yang mencoba untuk berburu. Buyung mencoba menembak Rusa dan berhasil. Namun ternyata Rusa itu juga buruan seekor harimau yang berhari-hari kelaparan dan tiba-tiba mengaum keras membuat mereka gentar. 

Dengan cepat mereka mengasapi daging rusa buruan supaya tidak busuk dan pergi. Ketika mereka bermaksud hendak pulang ke kampung dan bermalam dalam perjalanan, salah seorang rombongan yaitu Pak Balam, diterkam harimau ketika buang hajat sementara yang lainnya sibuk membuat api unggun. Wak Katok mencoba mengejar dan menembak harimau yang membawa pergi Pak Balam yang belum jauh dari lokasi mereka. harimau pun kabur dan menghilang masuk ke rimba.

Pak Balam dengan cepat ditangani oleh Wak Katok yang juga mahir sebagai dukun. Luka dan darah mengucur deras dari tubuhnya, Pak Balam pun bercerita di saat itu bahwa ia sempat bermimpi buruk sebelumnya. Ia berfikir bahwa harimau ini adalah harimau yang diutus oleh Tuhan untuk membalas dosa besar setiap orang yang berdosa dalam rombongan ini. Dan kemudian Pak Balam mengakui dosa-dosanya, menceritakan dosa Wak Katok dan meminta semua orang dalam rombongan agar mengakui dosanya. Namun mereka bersikukuh tidak ingin mengakui dosa-dosa mereka. Pak balam pun dibawa dengan usungan oleh mereka kecuali Wak Katok yang dengan penuh percaya diri memimpin dan membawa senapan di garis depan.

Hari berikutnya giliran Talib yang diterkam oleh harimau. Ketika hendak buang air kecil pada perjalanan mencari jejak harimau, Harimau membawa lari Talib, dan mereka mencoba menyerang harimau itu dan kemudian menemukan Talib bersimbah darah. Namun Talib tak bisa diselamatkan. Ia tewas dan dikuburkan oleh orang-orang yang tersisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun