Mohon tunggu...
AYU WULANSARI
AYU WULANSARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis Bahasa

Menulislah agar dikenang sepanjang masa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Indahnya Negeri Pelangi

2 Agustus 2023   11:35 Diperbarui: 2 Agustus 2023   11:51 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi hari merupakan awal waktu yang penuh harapan dengan suasana damai beserta iringan awan cerah di penghujung langit. Namun, harapan tersebut pupus karena langit menjadi gelap gulita dan nyaris tak nampak sinar matahari secuil pun.

 Wushhh..wushhh..wushhh..kriciikk..kriciik...jedderr..jedderr

Derasnya hujan diselimuti oleh gemuruh petir beserta angin yang menghembus kencang membuat suasana awal masuk sekolah menjadi kian suram.

Suasana  tersebut menjadi awal yang buruk bagi Sena, si anak kecil yang baru menginjak umur enam tahun bulan Maret lalu. Seharusnya hari senin menjadi hari pertama masuk sekolah yang menyenangkan bagi Sena. Namun, kedatangan hujan telah menghancurkan semuanya. 

Sena merupakan anak yang tidak suka hujan karena ia takut dengan suara percikan air hujan dan juga suara gemuruh petir.

Di sebuah dapur kecil terdapat seorang ibu yang sedang menyiapkan sarapan untuk putri tersayangnya.

“Sena, ayo sayang kesini kita sarapan dulu” teriak ibu memanggil.

“Iya bu” jawab Sena.

Sena dan ibu pun sarapan bersama. Setelah sarapan, ibu mengajak Sena untuk berangkat ke sekolah bersama.

“Sena, hari ini ayo berangkat ke sekolah bersama ibu.” ajak ibu.

“Nggak mauuu” Sena menolak sambil merengek.

“Kenapa Sena nggak mau berangkat ke sekolah sayang. Ini kan hari pertama Sena bersekolah dan bertemu teman-teman” bujuk ibu.

“Di luar hujan deras bu” ucap Sena sedih.

“Kita berangkat pakai payung ya nak. Jadi tidak akan kehujanan Sena” kata ibu berusaha meyakinkan Sena.

“Enggak, Sena nggak mauuu” teriak Sena sedikit keras.

Kemudian ia berlari menuju ke kamarnya, lalu menguncinya.

Dokkkk... dokkk.. dokkk.. 

“Senaa... Kamu nggak boleh gitu anakku sayang, dengerin apa kata ibu. Ini kan hari pertama Sena bersekolah. Masa Sena nggak mau berangkat si. Teman-teman lainnya nungguin Sena di sekolah. Walaupun hujan kan harus tetap pergi, Sena sayangku” bujuk ibu dibalik pintu kamar yang terkunci itu.

Sena tak menghiraukan ucapan ibu. Ia terus memandangi langit yang bercampur dengan air hujan dari balik jendela. 

Setelah lumayan lama Sena memandangi langit hujan tersebut. Tak sengaja ia melihat kilauan cahaya yang terbang dari luar kamar menuju ke kamar Sena. Kilauan cahaya terbang tersebut merupakan sosok makhluk imut nan kecil berambut orange dan memiliki sayap di tubuhnya. 

Ternyata cahaya terbang yang berputar tersebut merupakan peri hujan bernama Aurora. Kedatangan Peri hujan Aurora menuju Sena hanya untuk menyebarkan bubuk bunga tidur ke sekitar tubuh Sena. 

Sriwinggg... sriwingg.. sriwingg.. Tak lama kemudian Sena pun tertidur pulas dan mulai bermimpi setelah Peri Aurora menaburkan bubuk bunga tidur ke sekitar Sena.

Di dalam mimpi Sena, ia berkeliling ke tempat yang sangat indah seperti gambaran negeri dongeng. Negeri tersebut merupakan negeri dengan berbagai jenis kombinasi warna yang menakjubkan seperti warna pelangi. 

Tak lupa juga tersedia taman bermain, taman bunga, taman makanan, taman minuman dan semuanya yang serba warna-warni seperti warna dunia pelangi.

“Wahhhhh indah sekali tempat ini. Aku jadi ingin tinggal disini selamanya” ucap Sena takjub melihat keindahan negeri pelangi. 

Kemudian, Sena  berputar-putar kesenangan sambil mengelilingi tempat tersebut.
Tak lama Kemudian datanglah kilauan cahaya terbang yang menyambut Sena dengan suka cita.

“Selamat datang di negeri pelangi, Sena” ucap peri Aurora.

Sena pun kaget dan menjawab dengan penuh ketakutan “Kam...kam..kamu.. siapa?”

“Jangan takut Sena, aku adalah Aurora si peri hujan” kata peri Aurora.

“Kenapa aku bisa sampai di negeri pelangi ini peri Aurora?” tanya Sena sambil kebingungan.

“Aku membawamu kemari karena aku ingin menunjukkan kepada kamu betapa indahnya negeri pelangi yang muncul setelah hujan. Aku juga ingin mengatakan bahwa kamu tidak perlu lagi takut hujan Sena.” ucap peri Aurora.

“Emang ada yang istimewa dari hujan? Hujan membuat semua orang khawatir dan takut peri Aurora. Aku ngga suka hujan” jawab Sena sambil sedikit marah.

“Sena suka sama pelangi kah?” tanya peri Aurora.

“Suka bangetttttt. Aku suka pelangi karena warnanya yang cantik dan indah” ucap Sena sambil tersenyum.

“Kalau begitu, apakah Sena mau bermain di negeri pelangi ini bersama peri?” tanya peri Aurora dengan nada ceria.

“Mau bangett peri. Sena dari tadi pengen banget bermain di negeri pelangi ini.” jawab Sena dengan nada tak sabar ingin bermain.

“Baiklah kalau begitu. Ayo kita bermain sepuasnya di negeri pelangi ini” teriak peri Aurora dengan nada gembira.

“Yeayyyyy” teriak Sena gembira.

Mereka berdua pun bermain di negeri dongeng pelangi. Tak sedetik pun raut wajah mereka bersedih. Semua hanyalah kebahagiaan yang dirasakan Sena ketika menikmati keindahan negeri pelangi. Raut wajah Sena menggambarkan kegembiraan murni yang tiada habisnya. 

Di tempat inilah Sena merasakan petualangan yang sesungguhnya. Ia memulai  petualangannya dengan mencoba permainan menyusuri awan sambil berseluncur melewati lika liku jalur pelangi. 

Memang panorama negeri pelangi sungguh indah nan wow is the best  karena tidak hanya menjadi tempat bermain petualangan saja tetapi tempat untuk bersantai dan menghibur diri.  

Tak lupa juga, Sena berenang di kolam air tepat di bawah pelangi. Ketika berenang di kolam pelangi, Sena merasakan kesegaran air kolam pelangi berbeda dengan air dari sumur rumahnya. 

Air kolam pelangi lebih segar dibanding dengan air sumur di rumahnya. Sehingga Sena sangat puas dan bahagia menikmati waktunya bermain di negeri pelangi yang sangat indah. 

Selain taman dan kolam, negeri pelangi juga dilengkapi dengan makanan dan minuman yang sangat unik. Segala jenis makanan dan minuman semuanya bertema rainbow. Mulai dari kue pelangi, permen pelangi, jus pelangi dan lain sebagainya dengan serba serbi tema pelangi. Di negeri pelangi inilah dapat membuat suasana hati Sena bahagia dan lebih kagum akan keindahan pelangi.

Ditengah Sena bermain, tiba-tiba ada awan hitam yang berjalan membawa air hujan. Hal tersebut membuat suasana hati Sena yang awalnya bahagia menjadi murung dan sedih. Kemudian Peri Aurora datang dan menghibur Sena.

“Sena si putri cantik, kenapa wajahmu murung cantik?. Mendung tersebut hanya lewat sebentar saja kok Sena” kata peri Aurora.

“Tapi, aku tidak suka mendung, apalagi hujan peri” ucap Sena sambil cemberut.

“Kenapa Sena cantik? Kalau tidak ada hujan maka tidak ada negeri pelangi Sena. Hujanlah yang membuat pelangi menjadi ada sehingga pelangi kerap kali dijadikan sebagai petanda setelah turunnya hujan. Pelangi akan muncul jika terdapat tetesan air hujan dan sinar matahari. Jika sinar matahari bersinar di atas tetesan air hujan, maka air hujan tersebut akan merefleksikan cahaya dan membiaskan bermacam-macam warna yang nantinya berubah menjadi warna pelangi yaitu mejikuhibiniu (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu).” ucap peri Aurora sambil menjelaskan betapa pentingnya air hujan dalam proses terbentuknya pelangi.

“Jadi, kalau tidak ada hujan maka tidak akan ada pelangi ya peri?” tanya Sena memastikan.

“Anak pintar, benar sekali Sena cantik. Jadi Sena sekarang gausa takut sama hujan lagi ya. Karena hujanlah yang membuat pelangi itu ada” ucap peri Aurora sambil meyakinkan Sena.

“Siap ibu peri cantik. Mulai sekarang Sena nggak takut hujan lagi. Sena menganggap bahwa hujan adalah pelangi di hati Sena” ucap Sena sambil tersenyum.

Peri Aurora dan Sena pun berpelukan dengan senyuman haru. Namun, tanpa disadari bahwa pelukan tersebut merupakan pelukan pertama dan terakhir mereka yang tidak akan pernah bisa terulang lagi.

Kricikkk...kricikk..kricikkk... 

Suara tetesan air hujan yang tak kunjung berhenti membuat Sena terbangun dari mimpinya. 

Sena memandangi air hujan sejenak dan mengulurkan tangannya melalui jendela kamar untuk mengambil tetesan air hujan yang turun dari langit.

Sejak saat itulah, ia mulai menyukai hujan dan menganggap bahwa hujan merupakan  bagian dari keindahan negeri pelangi yang tiada tara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun