“Kenapa Sena nggak mau berangkat ke sekolah sayang. Ini kan hari pertama Sena bersekolah dan bertemu teman-teman” bujuk ibu.
“Di luar hujan deras bu” ucap Sena sedih.
“Kita berangkat pakai payung ya nak. Jadi tidak akan kehujanan Sena” kata ibu berusaha meyakinkan Sena.
“Enggak, Sena nggak mauuu” teriak Sena sedikit keras.
Kemudian ia berlari menuju ke kamarnya, lalu menguncinya.
Dokkkk... dokkk.. dokkk..
“Senaa... Kamu nggak boleh gitu anakku sayang, dengerin apa kata ibu. Ini kan hari pertama Sena bersekolah. Masa Sena nggak mau berangkat si. Teman-teman lainnya nungguin Sena di sekolah. Walaupun hujan kan harus tetap pergi, Sena sayangku” bujuk ibu dibalik pintu kamar yang terkunci itu.
Sena tak menghiraukan ucapan ibu. Ia terus memandangi langit yang bercampur dengan air hujan dari balik jendela.
Setelah lumayan lama Sena memandangi langit hujan tersebut. Tak sengaja ia melihat kilauan cahaya yang terbang dari luar kamar menuju ke kamar Sena. Kilauan cahaya terbang tersebut merupakan sosok makhluk imut nan kecil berambut orange dan memiliki sayap di tubuhnya.
Ternyata cahaya terbang yang berputar tersebut merupakan peri hujan bernama Aurora. Kedatangan Peri hujan Aurora menuju Sena hanya untuk menyebarkan bubuk bunga tidur ke sekitar tubuh Sena.
Sriwinggg... sriwingg.. sriwingg.. Tak lama kemudian Sena pun tertidur pulas dan mulai bermimpi setelah Peri Aurora menaburkan bubuk bunga tidur ke sekitar Sena.