IPS adalah salah satu mata pelajaran yang ada di pendidikan dasar maupun menengah yang memuat berbagai pengetahuan tentang manusia, kehidupan masyarakat dan lingkungan. Mata pelajaran IPS mencakup materi tentang Sejarah, Geografi, Ekonomi dan Sosiologi. Melalui mata pelajaran ini peserta didik diharapkan dapat menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab serta memiliki sikap sosial yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Febriani (2021: 63) menjelaskan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu sosial yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi yang lebih menekankan pada aspek praktis dalam mempelajari dan menelaah masalah sosial yang terjadi di masyarakat daripada aspek teoritis keilmuannya dan bobot keluasan dari pelajaran ini disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, IPS menjadi mata pelajaran yang kurang diminati karena materinya terlalu banyak dan sulit untuk memahami materi yang diajarkan jika metode pembelajarannya masih monoton. Selain itu, kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah juga membuat peserta didik tidak tertarik dalam mempelajari materi IPS. Dalam hal ini guru harus bisa membangkitkan kembali semangat peserta didik untuk mempelajari IPS dengan menggunakan metode yang tepat sesuai dengan pokok bahasan sehingga anggapan pelajaran IPS yang membosankan dan bikin ngantuk akan sirna.
Guru memiliki peranan yang cukup signifikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka guru perlu meningkatkan kompetensinya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, guru harus bisa menarik perhatian peserta didiknya. Oleh karena itu guru harus bisa menentukan teknik, strategi dan metode pembelajaran yang tepat untuk peserta didiknya agar memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan dan keadaan siswa serta pokok bahasan yang akan disampaikan. Kegiatan belajar mengajar dari hari ke hari harus menggunakan metode pembelajaran yang berbeda sesuai dengan materi yang akan dibahas agar peserta didik merasa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Maka dari itu, guru sebagai pendidik perlu memiliki kreativitas yang tinggi agar bisa memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga tidak membuat peserta didik merasa bosan. Berdasarkan penjelasan tersebut, berikut ini akan dijelaskan beberapa metode pembelajaran IPS yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas agar siswa tidak merasa bosan dan bisa memahami materi yang disampaikan dengan baik.
1. METODE CERAMAH
Metode ceramah merupakan salah satu metode yang sering digunakan guru dalam pembelajaran IPS karena lebih praktis ketika menyampaikan materi. Menurut Nurhaliza, dkk (2021: 13) metode ceramah adalah penuturan lisan secara langsung yang dilakukan oleh guru di depan siswa dan di muka kelas. Metode ini menempatkan guru sebagai subjek yang memberikan pengetahuan kepada peserta didik sehingga peran guru sangat mendominasi. Sedangkan peserta didik sebagai objek pasif yang mendengarkan, mencatat, dan menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru. Menurut Wina Sanjaya dalam Astuti (2013: 19-21), metode ceramah dapat dilaksanakan melalui dua tahap yaitu persiapan dan pelaksanaan. Dalam tahap persiapan guru merumuskan tujuan dan materi pembelajaran kemudian pada tahap pelaksanaan guru membuka kegiatan pembelajaran dan menyajikan materi lalu menutup kegiatan pembelajaran.
Penerapan metode ceramah dalam pembelajaran IPS akan dikatakan berhasil jika perhatian siswa nampak sungguh-sungguh dalam mendengarkan penjelasan guru dan menggairahkan. Namun pada kenyataanya, penerapan metode ceramah ini membuat peserta didik bosan dan malas untuk mengikuti pembelajaran IPS. Hal ini dibuktikan dnegan adanya beberapa peserta didik yang melamun atau menggambar saat guru menjelaskan materi IPS, bahkan ada yang mengobrol dengan sesama temannya. Selain itu, ada sebagian siswa terutama yang duduk di paling belakang yang merasa mengantuk dan akhirnya memilih tidur daripada mendengarkan penjelasan guru yang membosankan. Pada kegiatan pembelajaran IPS yang menggunakan metode ceramah seharusnya diselipkan sesi tanya jawab dengan peserta didik saat menjelaskan materi agar suasananya hidup dan tidak membuat peserta didik mengantuk atau bosan.Â
2. METODE DISKUSI KELOMPOK
Metode diskusi kelompok merupakan suatu penyampaian materi oleh guru kepada peserta didik yang dilaksanakan secara lisan di dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai. Menurut Moh. Uzer Usman dalam Ngaidatun (2002: 157) metode diskusi adalah suatu metode pembelajaran yang menyajikan materi melalui pemecahan masalah atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Dalam metode pembelajaran diskusi kelompok, guru bukanlah subjek yang mendominasi tetapi guru bertindak sebagai pendamping belajar bagi siswa. Suatu diskusi dapat meningkatkan keaktifan peserta didik jika proses diskusinya melibatkan semua anggota dan menghasilkan solusi dari suatu masalah. Terdapat beberapa keunggulan dari metode diskusi kelompok yaitu merangsang peserta didik untuk mengemukakan pendapat, membina rasa tanggung jawab dan menghargai pendapat orang lain.Â
Materi pelajaran IPS sebagian besar berisi bahan yang bersifat informatif, sehingga diperlukan latihan-latihan untuk melatih peserta didik agar memiliki kecakapan-kecakapan terhadap materi yang dipelajari melalui metode diskusi. Peserta didik diharapkan untuk lebih aktif dalam menggali pengetahuan yang ada di dalam dirinya sehingga terjadi tukar pikiran dan argumen berdasarkan informasi yang diperoleh dan peristiwa yang dialami lalu dihubungkan dengan materi pelajaran yang sedang dibahas. Metode ini harus dikelola dengan baik agar peserta didik antusias untuk terlibat dalam diskusi dengan cara menentukan pimpinan diskusi, mencari topik bahan diskusi yang jelas dan menarik, peserta didik dapat menerima dan memberikan pendapat dan suasana diskusi yang bebas dari tekanan.
3. METODE PENUGASAN (PEMBERIAN TUGAS)
Menurut Supriatna dkk dalam Prawati (2016: 3) metode pemberian tugas dalam pengajaran IPS adalah suatu penyampaian materi yang dimana guru memberikan tugas tertentu supaya peserta didik melakukan kegiatan belajar dan memberikan laporan hasil tugas yang telah diselesaikan. Menurut Djamarah dan Zain (2006:) bahwa metode ini dilakukan ketika materi pelajaran dirasa terlalu banyak tapi waktunya terbatas, maka tugas yang diterima siswa dapat diselesaikan dimana saja. Jadi dengan diterapkannya metode ini dapat merangsang peserta didik untuk belajar secara individual dan kelompok. Selain itu juga dapat mengembangkan sikap kemandirian dan tanggungjawab serta disiplin peserta didik. Di sisi lain, metode ini juga memiliki beberapa kekurangan yaitu terkadang tugas yang diberikan tidak relevan dengan materi, kurangnya umpan balik bagi guru dan pengerjaan tugas kurang terkontrol jika dilaksanakan di jam pelajaran.
4. METODE TANYA JAWAB
Metode tanya jawab menjadi salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS. Melalui metode ini guru dapat membangun interaksi dan komunikasi dengan peserta didik di depan kelas setelah pemaparan materi dilakukan, ataupun membuat beberapa kelompok diskusi dan membangun interaksi antar peserta didik. Dengan tanya jawab, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan mengenai masalah yang ia hadapi atau menjawab pertanyaan yang diajukan untuk menyelesaikan masalah yang dilontarkan oleh guru atau masalah yang dihadapi oleh teman-temannya.
Hal ini dapat memicu peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan meningkatkan konsentrasi terhadap pertanyaan yang dilontarkan oleh lawan kelompok atau guru, sehingga peserta didik akan merekam secara cermat materi yang hendak mereka pelajari di kelas. Melalui metode ini guru juga dapat membangkitkan keingintahuan peserta didik mengenai suatu permasalahan dalam pembelajaran IPS yang sedang dibicarakan, mendorong dan membimbing peserta didik dalam berpikir secara sistematis, kreatif dan kritis yang memicu mereka untuk berpartisipasi di dalam kelas yang membangkitkan keterlibatan terhadap mental peserta didik tersebut. Tujuan dari metode tanya jawab ini bagi guru adalah untuk mengecek dan mengkonfirmasi mengenai pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari. Selain itu, hal yang dapat diperoleh dari metode ini bukan hanya kemampuan kognitif peserta didik yang berkembang, tapi juga kemampuan sosial mereka dengan memberikan rasa aman terhadap pertanyaan yang pasti akan dijawab, sehingga peserta didik akan terbiasa untuk memperjelas suatu masalah dan mengarahkannya pada diskusi di dalam kelas. Metode ini juga dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik untuk berbicara serta memberikan pendapatnya secara langsung di dalam kelas.
5. METODE DEMONSTRASI
Metode pembelajaran demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses, benda, dan peristiwa tertentu yang sedang dipelajari baik secara langsung atau melalui media peraga atau ilustrasi yang disertai dengan penjelasan lisan kepada peserta didik. Dengan metode demonstrasi peserta didik akan mendapatkan proses pembelajaran yang lebih mendalam sehingga membentuk pemahaman yang lebih baik dan sempurna dengan mengamati dan memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung. Dalam melakukan metode ini guru dituntut untuk menguasai bahan pembelajaran dan mampu mengorganisasikan kelas.
Tujuan dari pembelajaran ini untuk memberikan gambaran nyata dari contoh yang bersifat abstrak yang diberikan guru. Melalui metode demonstrasi, perhatian peserta didik dapat terpusatkan pada hal yang didemonstrasikan, proses pembelajaran menjadi terarah, dan dapat merangsang peserta didik menjadi lebih aktif serta terlibat langsung dalam proses pembelajaran tersebut. Berdasarkan pengalaman pembelajaran yang dilakukan peserta didik akan lebih mudah memahami materi secara lebih jelas dan konkret serta dapat mengurangi kesalahpahaman.
6. METODE KARYAWISATA
Metode karyawisata merupakan suatu metode dengan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di luar kelas, dimana peserta didik dibawa ke suatu objek untuk mempelajari suatu masalah yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Menurut Hildebrand (2004: 71) karyawisata dapat dipergunakan merangsang minat mereka terhadap sesuatu, memperluas informasi yang telah diperolehnya, memberikan pengalaman mengenai kenyataan yang ada dan dapat menambah wawasan. Tujuan dari metode ini adalah agar peserta didik dapat membandingkan antara hal yang mereka pelajari secara teoritis di kelas dengan keadaan nyata di lapangan dan praktik penggunaannya. Hal ini juga dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar, menghilangkan kejenuhan dengan rekreasi sambil belajar. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yuda dan Ganes dengan judul 'Penerapan Metode Karya Wisata Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar pad Siswa Sekolah Dasar' ditemukan bahwa peserta didik sangat antusias dengan perjalanan wisata yang akan dilakukan, meskipun perlu melewati beberapa siklus agar pembelajaran menggunakan metode ini bisa mendapatkan kualitas yang baik dengan dilakukannya perbaikan-perbaikan. Namun melalui metode ini aktivitas peserta didik mengalami peningkatan secara aktif menjawab pertanyaan yang diberikan, melakukan diskusi kelompok dan melakukan kerjasama. Hal ini juga memberikan pengalaman menarik bagi peserta didik dalam menambah wawasan mengenai daerahnya secara langsung dengan mengamati serta meningkatkan kemampuan sosial mereka dengan bimbingan yang dilakukan oleh guru agar mereka dapat berinteraksi secara aktif dengan narasumber dari wawancara yang dilakukan. Sedangkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai telah disesuaikan dengan metode tersebut
7. METODE SIMULASI
Simulasi berasal dari kata 'simulate' berarti berpura-pura atau seakan-akan. Dalam metode pembelajaran, simulasi adalah kegiatan meniru untuk menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa nyata. Menurut Depdiknas, simulasi adalah suatu metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan (imitasi) yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan memakai model statistik atau pameran. Dengan metode ini guru dapat merancang agar proses pembelajaran mendekati kenyataan yang sebenarnya agar bisa mengaktifkan kemampuan siswa. Adapun tujuan dari pembelajaran ini untuk memberikan pemahaman tentang suatu prinsip dan melatih kemampuan memecahkan masalah yang bersumber dari realita kehidupan.
Metode ini dapat dilakukan secara berkelompok, sehingga peserta didik dapat belajar untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sekelasnya, berani megemukakan pendapatnya, mengatasi perbedaan pendapat, mengungkapkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, dan melatih daya ingat serta pola pikir peserta didik dalam belajar. Selain itu juga, dalam metode simulasi, siswa diajak untuk bermain peran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
8. METODEÂ DISCOVERY INQUIRI
Discovery methode hadir dengan memiliki tujuan agar dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Selain itu, metode ini membelajarkan siswa agar dapat memanfaatkan informasi dan lingkungan sebagai bahan belajar. Hal ini menjadikan siswa belajar tidak tergantung pada guru saja. Dengan begitu banyaknya sumber informasi menjadikan siswa lebih mudah berkembang dalam belajar. Lebih dari itu metode ini mengajarkan bahwa proses belajar merupakan proses seumur hidup yang mana sepanjang hayat pendidikan menjadi penting dalam menjalankan hidup ini. Inquiri methode merupakan metode yang bertujuan pada siswa yang dapat menemukan hasil dari temuan sendiri. Sehingga siswa tidak hanya dituntut sekadar hafal materi, teori, ataupun konsep. Tetapi dapat menjelaskan dan memecah temuan dari suatu kasus. Pada metode ini guru akan dituntut untuk mengenal dan memahami siswa agar dapat merancang kegiatan pembelajaran. Metode ini dapat dilakukan dengan menentukan masalah terlebih dahulu, melakukan pengamatan, lalu dianalisis dalam bentuk tulisan, tabel, gambar atau lainnya, dan terakhir dipresentasikan di depan kelas.
9. METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING)
Metode ini mengajarkan siswa untuk mengambil peran dalam menempati posisi orang lain. Metode ini dapat mengembangkan dan identifikasi terhadap suatu nilai. Pengambilan peran ini akan menjelaskan sikap, nilai, tingkah laku, dan tujuan dari orang lain. Sehingga siswa dituntut untuk melakukan peran dengan berkualitas dan menghayati posisi peran yang dilakukannya. Metode ini mengajarkan agar siswa bertanggungjawab atas peran yang sedang dijalani, dapat menghargai perbedaan pendapat dan keputusan orang lain, serta belajar untuk mengambil suatu keputusan.
10. METODE SOSIAL DRAMA
Metode ini tidak jauh berbeda dengan metode role playing. Metode sosial drama adalah mengambil peran yang berhubungan dengan isu sosial. Garis besar metode ini yaitu perbedaan pada permasalahan yang berkenaan dengan aspek sosial di masyarakat. Dari metode ini siswa dapat mengetahui kehidupan dan hubungan sosial secara menyeluruh di masyarakat dan dipahami oleh terbentuknya kelompok-kelompok di dalam kelas.
Pada pembelajaran IPS dapat menggunakan berbagai metode. Dari metode-metode yang ada, guru bisa mengkolaborasikan antar metode. Kuncinya adalah guru harus mengenali karakter siswa agar penyampaian materi dipahami dengan baik oleh siswa. Guru juga harus menyediakan fasilitas yang menunjang proses belajar siswa sesuai dengan bahan ajar. Dari banyaknya metode yang ada menjadikan guru tidak hanya terpaku pada satu metode tertentu saja atau monoton yang membuat siswa bosan. Melihat materi yang akan disampaikan pada siswa dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru sekitar metode apa yang cocok dalam pertemuan kelas. Metode-metode tersebut juga dapat membuat siswa lebih berkembang, aktif, dan kreatif dalam proses pembelajaran. Sehingga pelajaran IPS meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA:
Ansari, A. H. 2022. Penggunaan Teknik Simulasi Dalam Pembelajaran IPS. https://osf.io/preprints/qwd85/Â
Asro. 2019. Penerapan Metode Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 125 Kota Pekanbaru Tahun Ajaran 2016/2017. EDUCHILD, 8(1), 33.
Astuti, Winda Sri. 2013. Perbedaan Metode Everyone is Teacher Here Dan Metode Ceramah Dalam Meningkatkan Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas VIII di SMP Negeri 2 Srandakan. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Djamarah, Sayiful Bahri dan Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :Rineka Cipta.
Febriani, M. 2021. IPS Dalam Pendekatan Konstruktivisme (Studi Kasus Budaya Melayu Jambi). Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 7(1), 61-66.
Hartati, R. 2018. Metode Pengajaran IPS yang Efektif di SD. Bina Gogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(1). https://ejournal.stkipbbm.ac.id/indekx.php/pgsd/article/view/12Â
Mudjiastuti, Sri. 2006. Penggunaan Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di SD Negeri Sampangan 04 Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang Tahun Ajaran 2004-2005. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
Ngaidatun, Siti. 2013. Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Media Gambar dan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Sidoagung Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya WacanaÂ
Ningtiasih, Sri Wiliah. 2022. Metode Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Hybrid, IKIP PGRI Bojonegoro. Jambi: Universitas Jambi.
Nurhaliza, dkk. 2021. Analisis Metode Ceramah Dalam Pembelajaran IPS terpadu di Kelas VII SMP Negeri 1 Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu. Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial, 1(2), 13-14.
Parni. 2018. Implementasi Metode Simulasi Dalam Pembelajaran IPS SD. PrimEarly: Jurnal Kajian Pendidikan Dasar Dan Anak Usia Dini, 1(2), 110-118. https://journal.iaisambas.ac.id/index.php/prymerly/article/view/26Â
Prawati, Siska. 2016. Penerapan Metode Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SDN No 1 Pangalasiang. Jurnal Kreatif tadulako Online, 4(1).
Rosdiana, R. 2019. Penerapan Metode Tanya Jawab Pada Mata IPS Untuk Mneingkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 206 Apala Kabupaten Bone. JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan, 3(3), 230. https://doi.og/10.26858/jkp.v3i3.10224Â
Rusmiati, D. 2020. Perencanaan Pembelajaran IPS Dengan Metode Demonstrasi dan Media Audiovisual Untuk Meningkatkan Minat, Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik. https://edarxiv.org/937ys/Â
Saputra, Y. H. 2014. Penerapan Metode Karya Wisata Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(1), 1-10. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/39/article/view/10690
Sari, Novita Erliana. 2013. Penerapan Metode Diskusi Kelompok Dalam Pembelajaran Kontekstual Guna Mneingkatkan Hasil Belajar IPS Ekonomi Siswa Kelas VII SMPN 2 Dolopo Madiun. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Pembelajarannya. 1(1), 32.
Sukriyatun, G. 2016. Penerapan Metode Tanya Jawab Untuk Meningkatkan Pemahaman Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS (Sejarah) di Kelas 9.1 Tentang Perang Dunia II, di SMPN 16 Kota Bogor Tahun Pelajaran 2012/2013. Istoria: Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 12(1). https://journal.uny.ac.id/index.php/istoria/article/view/9545Â
Tamorron, Lolo dkk. 2017. Penggunaan Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SD Inpres 1 Slametharjo Kab. Banggai. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 5(1), 16.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H