"walaikukm salam" balas Imam.
Mendapati jawaban Imam yang tidak sesuai membuat Alisam geram. Â Ia kemudian terenyum meremehkan.
"Apa perlu aku berikan kau mobilku untuk mengangkut rongsokan ini?"Tanya sam sambil memegang bingkai kaca yang berisikan gambar ulama. Bingkai itu memang terlihat sudah sangat using tetapi gambar para ulama masih sangat jelas terlihat.
"tidak perlu, aku takut barang RONGSOKAN ini akan mengotori mobil mewahmu" balas Imam dengan menekankan kara Rongsokan. Kemudian Imam kembali masuk ke dalam rumah. Ia tidak peduli dengan yang dilakukan oleh Alisam selanjutnya.
Saat keluar dari rumah, Iman melihat Alisam telah menaiki mobilnya. Dia sudah hendak pergi dari tempat ini. "oh ya Mam. Titip salam ku untuk istrimu yang cantik itu. Bilang padanya kalau ia sudah janda segera hubungi aku" teriak Alisam dan kemudian pergi bersama mobilnya.
Imam sedikit merasa kesal dengan perkataan Alisam tetapi selanjutnya ia langsung beristiqfar. Ia tidak mau terbawa emosi.
"Abi, jadikan kita pergi nanti siang?" Tanya Ida-istri dari Imam. Pertanyaan Ida membuyarkan lamunan. Mereka kembali mengemasi barang mereka.
"umi takut dengan dia. Semoga dia dapat azab yang pedih dari Allah" harap Ida.
"semoga saja mi. Abi sudah sangat geram dengan tingkahnya. Uang zakat, uang pembangunan mesjid sampi uang anak yatim pun dimakan olehnya. Dan yang baru-baru ini uang BBM untuk pakir miskin pun ia potong setengah untuk dia sendiri. Abi sudah habis akal untuk menasehatinya"
"jika Abu saja gagal untuk menasihatinya apalagi kita yang bahkan tidak dipandang sebelah mata olehnya"
Imam mengunci bagasi mobilnya. Semua barang sudah dimasukan kedalam mobil box dan barang yang keperluan di jalan sudah dimasukan kedalam bagasi mobil yag mereka kendarai.