"ia berul Run, aku sudah lama geram dengan sikap dia yang sok tau itu" timbal Karud.
"benar tu, dia itu sok suci. Sok gak mau terima uang dari kita kita" sungut Zamzami.
"dia itu hanya manusia munafik. Lagian kalau dia tidak mau uang zakat itu kalian kan bisa dapat bagian lebih banyak" ucap Sam dengan senguman iblisnya.
"kau memang yang tebaik Sam" puji karud.
Raqih hanya bisa geleng-geleng kepala melihat rapat yang dipimpinan malah menjadi ajang penyombongan diri.
Inilah sedikit potret tentang daerah tersebut. Hukum rimba masih berlaku disini. Siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Siapa yang berani dialah yang akan ditakuti. Siapa yang punya banyak uang maka ia akan diikuti. Realita yang sangat mengiris hati.
Semua bisa dimatipulasi. Berkas pemerintahan pun dapat dipalsukan. Tidak perlu ilmu untuk melakukannya hanya perlu keberanian dan tekat yang kuat. Senjata menjadi seuatu hal yang mutlah yang harus dimiliki oleh seseorang yang ingin berkuasa di daerah ini.
Alisam dari keluarga yang sangat miskin. Bahkan, ketika kecil ia tidak pernah biasa menganyam pendidikan. Ia diajarkan kekerasan dan cara untuk membuat orang lain untuk takluk kepadanya oleh ibu dan ayahnya sendiri. Ia didik seperti anjing pemburu, ia akn diberika makanan jika ia berhasil elakukan sesuatu. Semua ajaran itu malah menajdi boomerang bagi kedua orang tuanya. Ia tega menghabisi naywa keluarganya yang dianggap menyusahaknnya saja. Alisam mengagap keluarga sebagai kelemahannya sehingga ia tidak ingin memiki keluarga.
Saat remaja Alisam menjadi pengantar senjata untuk beberapa pemberontak. Setelah daerah itu aman dari pemberontakan Alisam menjadi sorang yang di takutkan karena kiprahnya saat pemberontakan terjadi. Perwakan badan yang jengkung, bentuk wajah yang bengis serta sepatu berbahan kulit hewan yang selalu melekat padanya. Penampilan bak penjabat tetapi ia tamat SD saja tidak
Imam dan keluarganya sedang mengangkat barang-barang mereka yang akan dibawa ke tempat baru mereka nantinya. Imam sudah bertekat untuk menjauhkan keluarganya dari daerah yang sudah tidak terselamatkan ini.
"pagi pak Imam!"sapa Alisam