Mohon tunggu...
Ayu Nur Alizah
Ayu Nur Alizah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Hello! Kadang suka nulis cerpen/curhat/puisi. Kalau suka sama tulisan saya https://trakteer.id/iuxxyz, kasih uang jajan ke saya ya! hihihihi Terima kasih!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Rampas Tanah Adat Kami

12 Februari 2022   20:22 Diperbarui: 12 Februari 2022   20:36 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pak, tidak apa-apa jika Noella ikut bertarung jika sewaktu-waktu mereka datang dan mencari masalah?"

"Boleh saja, kenapa tidak? Kan bapak sudah bilang, bagi perempuan yang mempunyai goloknya sendiri dipersilakan untuk ikut bertarung jika sewaktu-waktu pertarungan itu terjadi"

"Terima kasih yah, pak. Noella pikir bapak gak bakal mengizinkan Noella"

"Kamu berhak mendapatkan apa yang kamu mau nak. Leluhur kita juga tak pernah melarang perempuan untuk berperang. Kamu tahu? Mak tua pernah bercerita, dahulu ada kepala desa kita seorang perempuan, ia berhasil mengusir penjajah yang berasal dari Jepang di wilayah kita. Perempuan itu bernama Noella. Bapak sangat kagum mendengar cerita mak tua pada saat itu. Bapak berjanji di dalam hati ketika itu, jika bapak mempunyai anak perempuan akan bapak beri nama Noella dan berharap anak bapak bisa sehebat mak tua Noella. Dan anak bapak sekarang semakin dewasa semakin hebat"

"Terima kasih pak, Noella sangat beruntung jadi anak bapak"

"Sama-sama nak. Sana pergi tidur udah malam"

"Iya pak, selamat tidur" ucap Noella sambil memelukku.

...

Sudah sebulan semenjak kedatangan dua orang tersebut, namun tak ada orang lagi yang datang. Apa mereka sudah benar-benar lelah? Apa mereka mendengarkan permintaan kami? aku bertanya-tanya.

Kami melonggarkan penjagaan kami dan tiba-tiba saja Sinyo datang ke rumahku dan berbicara, ada Gubernur datang ke desa kami secara langsung, dia bersama dua ajudannya, kami tidak sempat membicarakan ini. Gubernur itu terlanjur datang terlebih dahulu. Ditambah Sebagian warga sedang berburu, dan ada yang sedang tidur. Keadaan desa kami sedang sepi, hanya ada anak-anak yang sedang bermain.

"Permisi pak, saya Nazarudin. Tujuan saya datang kesini untuk bernegosiasi. Saya harap pak Basri ingin berbicara dengan baik kepada pihak kami"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun