Hari demi hari, Asri semakin dekat dengan Omar. Asri menyadari perasaannya, begitupun Omar. Saat ini, mereka sedang berada di dalam restoran Jepang langganan Omar. Pemiliknya akrab dengan Omar.
Tiba -- tiba, Bayu datang menghampiri mereka. Ia ingin bergabung dengan Asri dan Omar. Walaupun cinta Bayu sudah ditolak, tetapi ia tidak mudah menyerah. Ia percaya pada pepatah yang menyatakan bahwa jodoh itu ada di tangan tuhan, tetapi jodoh juga harus diusahakan. Tuhan tidak akan memberikannya cuma - cuma.
Wajah Asri berubah malas. Ia malas bertemu Bayu. Kerjanya hanya mengganggu saja. Di luar, Bi Ana, pengasuh Asri dari bayi, memanggil Asri. Asri segera keluar meinggalkan Bayu dan Omar. Bi Ana menyuruh Asri segera pulang karena kakeknya menyuruh pulang cepat.
Di restoran, Omar dan Bayu sedang menyantap makanannya masing -- masing. Aura permusuhan terlihat diantara mereka. Datanglah seorang pria , dengan pakaian khas Jepang, menghampiri mereka. Pria itu adalah Kenta. Sang ketua gengster yang melegenda di kota Batavia. Kenta memesan makanan.
"Apa yang ingin anda pesan, Tuan?"
"Saya ingin memesan sushi dan teh hijau."
"Baik, ditunggu."
Sambil menunggu makanannya datang, Kenta melihat dua pria di sebelahnya sedang menyantap makanannya maaing -- masing.
"Apakah kalian mayat hidup? Sepi sekali."
"Kami sedang makan, bukan berbicara," jelas Omar dan Bayu bersamaan. Mereka geli dengan tingkah mereka sendiri.
"Aku iri dengan kekompakan kalian."