Keesokan harinya, tentara Jepang menyusuri hutan untuk mencari kediaman pribumi. Pribumi yang sudah menyusun strategi sedang melakukan taktik. Ada yang bersembunyi di belakang batu besar, si atas pohon, bahkan di semak -- semak.
Salah satu warga pribumi melihat tentara Jepang. Ia bersiap membidik. Sasarannya tepat mengenai kening tentara Jepang. Karena tindakan gegabahnya, tentara Jepang yang lain langsung menyusul ke tempat kejadian perkara. Tentara Jepang yang murka langsung berlari mencari pribumi. Indonesia dan Jepang angkat senjata. Â
Peperangan sedang berlangsung. Warga pribumi banyak yang terbunuh oleh tentara Jepang karena persenjataan Jepang yang memadai. Di sisi lain, Omar yang mengetahui kondisi tersebut langsung memerintahkan warga pribumi untuk secepatnya kabur. Mereka berlari lewat jalan lain agar tidak ketahuan tentara Jepang. Mereka kembali lagi ke kota kediamannya, Batavia.
Sungguh pemandangan yang menyedihkan. Warga pribumi yang tewas di sepanjang jalan. Bangunan yang terbakar. Berdak darah dimana -- mana. Omar yang melihat pemandangan itu langsung mengambil tindakan. Asri yang ahli bela diri ingin ikut dengan Omar. Akan tetapi, keinginan tersebut tidak terpenuhi. Omar menyuruh Asri untuk tetap melindungi diri.
Omar menghubungi Kenta dan Bayu. Omar percaya kepada mereka. Mereka bertiga menyusun rencana untuk menyerang Jepang. Bayu yang bekerja sebagai jurnalis langsung membuat kabar berita. Kenta memerintah anak buahnya agar bersiap -- siap. Omar menghubungi rekan kerjanya untuk meminta akses berkomunikasi dengan Jepang.
Disinilah mereka bertiga berada. Kereta. Mereka menargetkan perdana menteri Jepang yang akan melakukan perjalanan ke Yogyakarta. Perdana menteri  Jepang melakukan perjalanan bersama perdana menteri Indonesia. Ia membawa berkas penting, yaitu perjanjian dengan Indonesia. Indonesia yang diwakilkan oleh Halim, selaku perdana menteri yang baru diangkat dan juga ayah dari Indah.
Di kereta, Omar, Kenta, dan Bayu menyamar menjadi orang asing. Untuk memperkuatnya, mereka berbicara dalam bahasa inggris. Tidak ada yang tahu, ternyata di dalam kereta juga ada Asri dan Indah yang diam diam ikut perjalanan. Mereka menyamar sebagai orang Jepang.
Di gerbong yang sama, Omar menghampiri perdana menteri Jepang yang sedang berada di ruangan eksekutif. Omar membujuk perdana menteri tersebut untuk ikut dengannya. Omar beralasan ingin menunjukan sesuatu terkait perjanjian.
Saat berada di ruangan ekonomi, perdana menteri langsung disambut oleh Kenta dan Bayu. Perdana menteri Jepang tersebut langsung disekap. Omar menodongkan pistol di kepalanya. Tentara Jepang yang berada di gerbong kereta tersebut langsung menurunkan senjatanya. Asri dan Indah langsung mengamankan senjata tentara Jepang. Omar awalnya terkejut melihat kedua perempuan tadi di kereta.
Omar, Kenta, dan Bayu membawa perdana menteri ke gerbong lain. Di gerbong tersebut, ternyata telah ada Halim yang sudah lengkap dengan senjatanya. Halim bersiap menembak. Kenta dan Bayu mengira Halim, sebagai perdana menteri Indonesia, akan berpihak kepada tanah air. Akan tetapi, dugaan itu lenyap ketika Halim menembak Bayu. Bayu tertembak di dadanya. Kenta yang melihat kejadian tersebut langsung membunuh Halim dengan samurainya. Darah bercucuran di samurainya.
***
Mendengar suara tembakan, Asri dan Indah berlari menghampiri sumber suara. Saat akan mencapai gerbong yang dituju, Omar memutuskan penghubung antar gerbong. Ia menembak penghubung gerbong dengan pistolnya. Omar tidak mau jika Asri dan Indah ikut dalam pertempuran mereka dan tewas. Kenta yang sedang melakukan perlawanan terhadap penjajah tewas karena tembakan perdana menteri Jepang. Perdana menteri Jepang, bernama Shiko, mendapatkan senjata dari tentara Jepang yang terbunuh. Tinggallah Omar, Shiko, dan 4 orang tentara Jepang. Omar sudah tahu ini akan terjadi. Omar hanya melihat ke arah Asri. Tatapannya seakan -- akan menjelaskan bahwa ia sangat mencintai gadis itu.
Dengan senyuman dan tetesan air mata terakhirnya, Omar terbunuh. Punggung Omar menjadi sasaran tembakan.