Mohon tunggu...
ayuindhlstri
ayuindhlstri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

menilai sistem pendidikan di indonesia: peluang, tantangan, dan inspirasi dari negara maju di asia tenggara

17 Januari 2025   01:14 Diperbarui: 17 Januari 2025   01:14 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MENILAI SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA : PELUANG, TANTANGAN, DAN INSPIRASI DARI NEGARA MAJU DI ASIA TENGGARA

Ayu Indah Lestari 2410211010

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jember

Jl. Karimata No.49, Jember. Jawa Timur

Email: layuindah29@gmail.com

Abstrak

The education system in Indonesia has an important role in determining the progress of a nation, but still faces various challenges, such as gaps in access, quality of teaching staff, relevance of the curriculum, and infrastructure that is not yet optimal. Through comparative studies with developed countries in Southeast Asia such as Singapore, Malaysia and Vietnam, this research explores the strengths and weaknesses of the Indonesian education system as well as inspiration from these countries' strategies. Using a qualitative descriptive approach, the results show that Indonesia needs to focus on increasing equitable access, strengthening basic competencies, digitalizing education, and continuing training for teachers. It is hoped that the implementation of evidence-based policies and lessons learned from neighboring countries will be able to encourage educational reform that is inclusive and globally competitive.

Keywords: Education System, Opportunities and Challenges, Inspiration.

Abstrak

Sistem pendidikan di Indonesia memiliki peran penting dalam menentukan kemajuan bangsa, namun masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kesenjangan akses, kualitas tenaga pendidik, relevansi kurikulum, dan infrastruktur yang belum optimal. Melalui studi komparatif dengan negara-negara maju di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam, penelitian ini mengeksplorasi keunggulan dan kelemahan sistem pendidikan Indonesia serta inspirasi dari strategi negara-negara tersebut. Dengan pendekatan deskriptif-kualitatif, hasil menunjukkan bahwa Indonesia perlu fokus pada peningkatan pemerataan akses, penguatan kompetensi dasar, digitalisasi pendidikan, serta pelatihan berkelanjutan bagi guru. Implementasi kebijakan berbasis bukti dan pembelajaran dari negara tetangga diharapkan mampu mendorong reformasi pendidikan yang inklusif dan berdaya saing global.

Kata kunci : Sistem Pendidikan, Peluang dan Tantangan, Inspirasi.

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah fondasi utama yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Di era globalisasi yang semakin kompetitif, kemampuan suatu negara untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul menjadi penentu keberhasilan dalam berbagai sektor, mulai dari ekonomi hingga politik. Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, memiliki tantangan dan peluang besar dalam mengelola sistem pendidikan yang mampu mengakomodasi keberagaman budaya, geografis, dan sosial-ekonomi. Namun, kompleksitas ini sering kali menjadi penghambat dalam mencapai pemerataan akses dan peningkatan kualitas pendidikan di seluruh penjuru negeri (Jahudin., dkk. 2025).

Sistem pendidikan Indonesia telah menunjukkan berbagai pencapaian, seperti meningkatnya angka partisipasi sekolah dan berkembangnya kebijakan pendidikan berbasis digital. Namun, di balik keberhasilan tersebut, masih terdapat persoalan mendasar yang belum terselesaikan. Ketimpangan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, ketidaksesuaian kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja modern, serta minimnya pelatihan berkualitas bagi tenaga pendidik menjadi tantangan yang terus membayangi. Ditambah lagi, dampak pandemi COVID-19 telah mengungkapkan kerentanan sistem pendidikan, terutama dalam hal kesiapan infrastruktur teknologi dan kapasitas adaptasi kebijakan di tingkat lokal (Ariyadi., dkk. 2023).

Di sisi lain, kawasan Asia Tenggara memiliki sejumlah negara yang berhasil membangun sistem pendidikan yang diakui secara global, seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Singapura, misalnya, dikenal dengan pendekatan inovatif yang berbasis sains dan teknologi, sementara Vietnam menunjukkan keberhasilan melalui strategi investasi pendidikan yang terfokus pada kompetensi dasar. Negara-negara ini memberikan inspirasi bagi Indonesia untuk mengevaluasi strategi kebijakan pendidikan dan mencari solusi yang lebih efektif. Dengan pendekatan yang berbasis data dan bukti empiris, Indonesia memiliki peluang untuk belajar dari keberhasilan dan kegagalan negara tetangga dalam upaya membangun sistem pendidikan yang inklusif dan berdaya saing global (Wang., dkk. 2023).

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi dua hal utama: pertama, evaluasi menyeluruh terhadap kelebihan dan kelemahan sistem pendidikan di Indonesia; dan kedua, pembelajaran dari negara-negara maju di kawasan Asia Tenggara yang dapat dijadikan acuan untuk perbaikan. Dengan memanfaatkan referensi dari berbagai jurnal ilmiah dan penelitian terkini, tulisan ini tidak hanya berfungsi sebagai kajian akademik, tetapi juga sebagai landasan diskusi strategis yang diharapkan mampu mendorong reformasi kebijakan pendidikan di Indonesia.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif untuk mengevaluasi sistem pendidikan di Indonesia dan membandingkannya dengan negara-negara maju di kawasan Asia Tenggara. Pendekatan ini dipilih karena mampu memberikan gambaran mendalam mengenai kelebihan, tantangan, dan peluang sistem pendidikan berdasarkan analisis kritis terhadap data sekunder. Metode ini juga memungkinkan penarikan kesimpulan yang bersifat reflektif dan strategis guna memberikan rekomendasi yang relevan bagi pengembangan kebijakan pendidikan

Data yang terkumpul dianalisis dengan pendekatan komparatif. Analisis dimulai dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sistem pendidikan di Indonesia, kemudian membandingkan indikator-indikator keberhasilan dari negara maju di kawasan Asia Tenggara. Aspek yang dianalisis meliputi kurikulum, kualitas tenaga pendidik, infrastruktur pendidikan, dan inovasi kebijakan. Selanjutnya, elemen-elemen kunci yang menjadi faktor keberhasilan negara-negara tersebut diidentifikasi dan diadaptasi dalam konteks Indonesia. Untuk meningkatkan validitas temuan, penelitian ini menggunakan metode triangulasi, yaitu membandingkan hasil analisis literatur dengan data statistik pendidikan. Proses ini dilakukan guna memastikan akurasi data dan mengurangi bias interpretasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia memiliki sejumlah keunggulan yang patut diapresiasi, namun juga menyisakan berbagai tantangan mendasar yang perlu segera diatasi. Dari segi capaian positif, Indonesia telah berhasil meningkatkan angka partisipasi pendidikan, terutama pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Selain itu, berbagai inisiatif digitalisasi, seperti implementasi pembelajaran berbasis teknologi dan pengembangan platform daring seperti Merdeka Mengajar, menunjukkan komitmen pemerintah untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0. Namun, data juga menunjukkan bahwa kesenjangan kualitas pendidikan antarwilayah, terutama antara daerah perkotaan dan pedesaan, masih menjadi hambatan utama. Selain itu, rendahnya kompetensi tenaga pendidik, keterbatasan infrastruktur di daerah terpencil, dan kurangnya relevansi kurikulum terhadap kebutuhan pasar kerja modern menjadi tantangan signifikan (Sufni. 2024).

Di sisi lain, hasil studi banding dengan negara-negara maju di Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam, menunjukkan berbagai praktik unggul yang dapat dijadikan inspirasi. Singapura, misalnya, memiliki pendekatan berbasis inovasi teknologi dan sistem evaluasi pendidikan yang terintegrasi dengan kebutuhan industri. Malaysia telah berhasil mengembangkan kebijakan pendidikan inklusif yang memperhatikan kebutuhan masyarakat multikultural. Sementara itu, Vietnam menonjol dengan fokusnya pada penguatan kompetensi dasar, seperti matematika dan sains, yang menjadi fondasi bagi kemajuan pendidikan lebih lanjut (Lase., dkk. 2024).

Pembahasan

1. Tantangan Sistem Pendidikan di Indonesia

Sistem pendidikan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan mendasar yang memengaruhi efektivitasnya dalam menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten, relevan, dan mampu bersaing di tingkat global. Tantangan-tantangan ini muncul dari berbagai aspek, termasuk kesenjangan akses dan kualitas, ketidaksesuaian kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja, serta rendahnya kompetensi tenaga pendidik.

1.1 Kesenjangan Akses dan Kualitas

Salah satu isu utama dalam pendidikan Indonesia adalah kesenjangan akses dan kualitas pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa siswa di daerah pedesaan sering kali tidak memiliki akses terhadap infrastruktur pendidikan yang memadai, seperti perpustakaan, laboratorium, atau koneksi internet. Sebaliknya, siswa di kota-kota besar memiliki akses yang lebih baik ke fasilitas ini, sehingga menciptakan ketimpangan yang signifikan dalam hasil belajar.

Kondisi ini diperburuk oleh kurangnya distribusi guru yang merata. Daerah terpencil sering kali mengalami kekurangan guru berkualitas, terutama untuk mata pelajaran inti seperti matematika dan sains. Beberapa wilayah bahkan masih mengandalkan guru honorer tanpa pelatihan yang memadai, sementara di kota-kota besar terdapat kelebihan tenaga pendidik. Masalah ini bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga mencerminkan tantangan dalam merumuskan kebijakan pendidikan yang berorientasi pada pemerataan (Wijayanti., dkk. 2024).

Selain itu, kesenjangan ini juga terkait erat dengan faktor sosial-ekonomi. Anak-anak dari keluarga miskin lebih cenderung putus sekolah akibat biaya pendidikan, meskipun pemerintah telah mengimplementasikan program seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP). Namun, efektivitas program ini masih terbatas karena tidak disertai dengan upaya komprehensif untuk memperbaiki kualitas pendidikan di sekolah-sekolah yang melayani siswa kurang mampu.

1.2 Kurikulum yang Kurang Adaptif

Kurikulum Indonesia juga menjadi sorotan karena dinilai kurang adaptif terhadap kebutuhan dunia kerja modern dan tantangan global. Kurikulum saat ini sering kali dianggap terlalu luas tetapi tidak mendalam, dengan beban materi yang tidak relevan terhadap kompetensi yang dibutuhkan di era digital dan revolusi industri 4.0.

Sebagai perbandingan, negara-negara seperti Vietnam berhasil menanamkan penguasaan kompetensi dasar, seperti matematika dan sains, sejak pendidikan dasar. Sebaliknya, kurikulum di Indonesia masih terlalu fokus pada hafalan daripada pengembangan keterampilan kritis, analitis, dan kreatif. Hal ini menyebabkan lulusan Indonesia kurang siap untuk bersaing dalam pasar kerja internasional yang semakin mengutamakan inovasi dan adaptabilitas. Revisi kurikulum, seperti penerapan Kurikulum Merdeka, telah menunjukkan niat untuk memperbaiki masalah ini. Namun, implementasinya sering kali menghadapi tantangan, seperti kurangnya pelatihan bagi guru untuk memahami dan menerapkan kurikulum baru. Selain itu, disparitas implementasi antara sekolah-sekolah di daerah maju dan terpencil semakin memperparah ketimpangan kualitas pendidikan (Sulastri., dkk. 2023).

1.3 Kompetensi dan Pelatihan Guru

Tenaga pendidik memainkan peran kunci dalam keberhasilan pendidikan, tetapi di Indonesia, kompetensi guru masih menjadi masalah yang signifikan. Banyak guru, terutama di daerah terpencil, belum mendapatkan pelatihan berkelanjutan yang memadai. Hal ini menyebabkan metode pengajaran yang digunakan sering kali konvensional dan kurang relevan dengan kebutuhan pembelajaran modern.

Sebagai perbandingan, negara seperti Malaysia telah berhasil mengembangkan program pelatihan guru berbasis kompetensi yang dirancang untuk mengintegrasikan teknologi dan inovasi pembelajaran. Sementara itu, di Indonesia, pelatihan guru sering kali bersifat sporadis dan tidak terkoordinasi dengan baik. Rendahnya alokasi anggaran untuk pengembangan profesional guru semakin memperburuk masalah ini. Masalah lain yang terkait adalah kurangnya insentif bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya. Gaji yang relatif rendah dan kondisi kerja yang sulit, terutama di daerah terpencil, membuat profesi guru kurang menarik bagi generasi muda yang berbakat. Akibatnya, banyak guru yang mengajar tanpa memiliki motivasi atau keterampilan yang memadai (Hoesny & Darmayanti. 2021).

1.4 Infrastruktur dan Teknologi Pendidikan yang Belum Optimal

Transformasi digital dalam pendidikan merupakan kebutuhan mendesak, namun Indonesia masih menghadapi hambatan besar dalam hal ini. Meskipun beberapa sekolah di perkotaan telah mengadopsi teknologi dalam proses pembelajaran, banyak sekolah di daerah pedesaan masih bergantung pada metode pengajaran tradisional. Akses terhadap perangkat teknologi, seperti komputer dan internet, sangat terbatas di wilayah terpencil.

Program digitalisasi pendidikan seperti Merdeka Belajar telah mencoba menjawab tantangan ini, tetapi implementasinya belum merata. Sebagai contoh, platform daring yang dikembangkan pemerintah sering kali tidak dapat diakses oleh siswa di daerah dengan koneksi internet yang buruk. Selain itu, banyak guru yang tidak memiliki kompetensi digital untuk memanfaatkan teknologi secara maksimal dalam pembelajaran (Muzaini., dkk. 2024).

2. Pembelajaran dari Negara-Negara Asia Tenggara

Dalam menghadapi tantangan pendidikan, Indonesia dapat belajar dari pengalaman dan strategi negara-negara maju di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Ketiga negara ini telah berhasil mengimplementasikan kebijakan pendidikan yang adaptif, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan global.

2.1 Singapura: Pendidikan Berbasis Teknologi dan Inovasi

Singapura dikenal sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di Asia Tenggara. Keberhasilan ini ditopang oleh investasi besar dalam teknologi pendidikan dan pendekatan berbasis data untuk pengambilan keputusan. Sistem pendidikan Singapura dirancang untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki akses ke pendidikan berkualitas tinggi melalui kurikulum yang adaptif dan terintegrasi dengan kebutuhan dunia kerja.

Salah satu keunggulan utama adalah integrasi teknologi dalam pembelajaran. Singapura secara konsisten memperkenalkan inovasi teknologi dalam pendidikan, seperti penggunaan kecerdasan buatan untuk menyesuaikan pengalaman belajar siswa. Selain itu, Singapura menerapkan sistem evaluasi berbasis kompetensi yang memastikan siswa tidak hanya menguasai teori tetapi juga keterampilan praktis yang relevan. Pelajaran utama bagi Indonesia adalah pentingnya membangun ekosistem pendidikan yang terintegrasi dengan teknologi. Upaya seperti digitalisasi pendidikan melalui program Merdeka Belajar perlu diperkuat dengan peningkatan infrastruktur teknologi, terutama di daerah terpencil. Selain itu, pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang berorientasi pada masa depan juga menjadi kebutuhan mendesak (Danugroho. 2024).

2.2 Malaysia: Kebijakan Pendidikan Multikultural yang Inklusif

Malaysia berhasil membangun sistem pendidikan yang inklusif dengan menekankan keberagaman budaya dan bahasa. Pendidikan di Malaysia dirancang untuk mencerminkan identitas multikultural masyarakatnya, di mana siswa diajarkan dalam berbagai bahasa, termasuk Bahasa Melayu, Inggris, dan bahasa-bahasa daerah. Selain itu, Malaysia juga menekankan pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi guru melalui program seperti Continuous Professional Development (CPD). Program ini dirancang untuk memastikan bahwa guru memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pembelajaran modern.

Indonesia dapat belajar dari kebijakan inklusif Malaysia dengan mengadopsi pendekatan yang menghargai keberagaman budaya dan bahasa. Misalnya, kurikulum di daerah dengan identitas budaya yang kuat dapat disesuaikan untuk mencerminkan kearifan lokal tanpa mengabaikan kompetensi nasional. Program pelatihan berkelanjutan juga perlu diperkuat untuk meningkatkan kapasitas guru dalam menghadapi perubahan kebutuhan pendidikan (Danugroho. 2024).

KESIMPULAN

Sistem pendidikan Indonesia telah menunjukkan berbagai pencapaian positif, seperti peningkatan angka partisipasi pendidikan dan implementasi digitalisasi dalam pembelajaran. Namun, tantangan signifikan masih membayangi, termasuk kesenjangan akses dan kualitas pendidikan, rendahnya kompetensi tenaga pendidik, serta kurikulum yang kurang relevan dengan kebutuhan dunia kerja modern.

Melalui pembelajaran dari negara-negara maju di Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam, Indonesia dapat mengadopsi strategi yang berfokus pada integrasi teknologi, kebijakan pendidikan yang inklusif, serta penguatan kompetensi dasar sebagai prioritas utama. Transformasi pendidikan yang berbasis bukti dan kebutuhan nyata menjadi kunci untuk menciptakan sistem pendidikan yang inklusif, adaptif, dan mampu bersaing secara global. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, tantangan yang ada dapat diatasi untuk mewujudkan masa depan pendidikan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyadi, T., Widodo, T. L., Apriyanti, N., & Kirana, F. S. (2023). Analisis Kerentanan Keamanan Sistem Informasi Akademik Universitas Bina Darma Menggunakan OWASP. Techno. com, 22(2).

Danugroho, A. (2022). Pendidikan dalam kacamata ketahanan nasional (Vol. 1). Jejak Pustaka.

Hoesny, M. U., & Darmayanti, R. (2021). Permasalahan dan solusi untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas guru: sebuah kajian pustaka. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 11(2), 123-132.

Jahudin, A. A., Ahmad, M., & Kamaludin, K. (2025). Efektivitas Kebijakan Pemerintah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Indonesia: Tantangan, Strategi, Dan Kolaborasi Berkelanjutan. ULIL ALBAB: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 4(2), 662-678.

Lase, D., Waruwu, E., Zebua, H. P., & Ndraha, A. B. (2024). Peran inovasi dalam pembangunan ekonomi dan pendidikan menuju visi Indonesia Maju 2045. Tuhenori: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2(2), 114-129.

Muzaini, M. C., Prastowo, A., & Salamah, U. (2024). Peran teknologi pendidikan dalam kemajuan pendidikan islam di abad 21. IHSAN: Jurnal Pendidikan Islam, 2(2), 70-81.

Sufni, N. (2024). Analisis Keberhasilan Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dalam Meningkatkan Akses Pendidikan di Indonesia. Benefit: Journal of Bussiness, Economics, and Finance, 2(2), 38-45.

Sulastri, A., Fernandez, D., Hidayat, N., Erawati, S., & Afriza, W. L. (2023). Evaluasi Kurikulum Merdeka dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SMKN 1 Dua Koto. MSI Transaction on Education, 4(4), 201-212.

Wang, C., Zhang, M., Sesunan, A., & Yolanda, L. (2023). Peran teknologi dalam transformasi pendidikan di Indonesia. Kemdikbud, 4(2), 1-7.

Wijayanti, A., Darmawan, A. W., & Marwan, I. (2024). Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Indonesia: Kesenjangan Pendidikan. Cendekia: Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 2(3), 187-192.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun