1.3 Kompetensi dan Pelatihan Guru
Tenaga pendidik memainkan peran kunci dalam keberhasilan pendidikan, tetapi di Indonesia, kompetensi guru masih menjadi masalah yang signifikan. Banyak guru, terutama di daerah terpencil, belum mendapatkan pelatihan berkelanjutan yang memadai. Hal ini menyebabkan metode pengajaran yang digunakan sering kali konvensional dan kurang relevan dengan kebutuhan pembelajaran modern.
Sebagai perbandingan, negara seperti Malaysia telah berhasil mengembangkan program pelatihan guru berbasis kompetensi yang dirancang untuk mengintegrasikan teknologi dan inovasi pembelajaran. Sementara itu, di Indonesia, pelatihan guru sering kali bersifat sporadis dan tidak terkoordinasi dengan baik. Rendahnya alokasi anggaran untuk pengembangan profesional guru semakin memperburuk masalah ini. Masalah lain yang terkait adalah kurangnya insentif bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya. Gaji yang relatif rendah dan kondisi kerja yang sulit, terutama di daerah terpencil, membuat profesi guru kurang menarik bagi generasi muda yang berbakat. Akibatnya, banyak guru yang mengajar tanpa memiliki motivasi atau keterampilan yang memadai (Hoesny & Darmayanti. 2021).
1.4 Infrastruktur dan Teknologi Pendidikan yang Belum Optimal
Transformasi digital dalam pendidikan merupakan kebutuhan mendesak, namun Indonesia masih menghadapi hambatan besar dalam hal ini. Meskipun beberapa sekolah di perkotaan telah mengadopsi teknologi dalam proses pembelajaran, banyak sekolah di daerah pedesaan masih bergantung pada metode pengajaran tradisional. Akses terhadap perangkat teknologi, seperti komputer dan internet, sangat terbatas di wilayah terpencil.
Program digitalisasi pendidikan seperti Merdeka Belajar telah mencoba menjawab tantangan ini, tetapi implementasinya belum merata. Sebagai contoh, platform daring yang dikembangkan pemerintah sering kali tidak dapat diakses oleh siswa di daerah dengan koneksi internet yang buruk. Selain itu, banyak guru yang tidak memiliki kompetensi digital untuk memanfaatkan teknologi secara maksimal dalam pembelajaran (Muzaini., dkk. 2024).
2. Pembelajaran dari Negara-Negara Asia Tenggara
Dalam menghadapi tantangan pendidikan, Indonesia dapat belajar dari pengalaman dan strategi negara-negara maju di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Ketiga negara ini telah berhasil mengimplementasikan kebijakan pendidikan yang adaptif, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan global.
2.1 Singapura: Pendidikan Berbasis Teknologi dan Inovasi
Singapura dikenal sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di Asia Tenggara. Keberhasilan ini ditopang oleh investasi besar dalam teknologi pendidikan dan pendekatan berbasis data untuk pengambilan keputusan. Sistem pendidikan Singapura dirancang untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki akses ke pendidikan berkualitas tinggi melalui kurikulum yang adaptif dan terintegrasi dengan kebutuhan dunia kerja.
Salah satu keunggulan utama adalah integrasi teknologi dalam pembelajaran. Singapura secara konsisten memperkenalkan inovasi teknologi dalam pendidikan, seperti penggunaan kecerdasan buatan untuk menyesuaikan pengalaman belajar siswa. Selain itu, Singapura menerapkan sistem evaluasi berbasis kompetensi yang memastikan siswa tidak hanya menguasai teori tetapi juga keterampilan praktis yang relevan. Pelajaran utama bagi Indonesia adalah pentingnya membangun ekosistem pendidikan yang terintegrasi dengan teknologi. Upaya seperti digitalisasi pendidikan melalui program Merdeka Belajar perlu diperkuat dengan peningkatan infrastruktur teknologi, terutama di daerah terpencil. Selain itu, pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang berorientasi pada masa depan juga menjadi kebutuhan mendesak (Danugroho. 2024).