Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencabut Akar Bullying: Misi Mustahil?

5 Oktober 2024   16:12 Diperbarui: 5 Oktober 2024   16:47 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Well being (pixabay.com)

Lalu, Apa itu Well being?

Well being adalah pengalaman kesehatan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Hal ini termasuk memiliki kesehatan mental yang baik, kepuasan hidup yang tinggi, rasa memiliki makna atau tujuan, dan kemampuan untuk mengelola stres.

Well being (pixabay.com)
Well being (pixabay.com)

Anak-anak dengan upbringing yang baik cenderung dapat menjadi organisme-organisme yang supportive ketika ditempatkan dalam komunitas heterogen seperti kelas. Mereka memiliki tabungan emosi yang baik karena mendapat penerimaan dalam keluarga. 

Well being dapat terwujud apabila seseorang ikut  terlibat dalam kegiatan yang positif  baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat serta selalu berada dalam sikap bersyukur. 

Adakah solusi?

Selama ini langkah yang paling sering dipakai adalah tindan represif seperti pemberian  sanksi. Namun bertahun-tahun setelah dijalani, sanksi terlihat bukan solusi efektif dalam mencegah perundungan atau setidaknya bukan yang terbaik.

Kunci kunci untuk mencegah perundungan adalah dengan berfokus pada pengembangan budaya yang peduli, toleran, dan inklusif (https://www.freeofbullying.com/the-community-based-view-of-bullying).

Budaya Peduli

Anak-anak sesungguhnya bukan pelaku perundungan secara alami, melainkan mereka merespons dengan melakukan perundungan ketika lingkungan sosial mereka tidak berjalan dengan baik. Begitu pula, seorang anak yang merasa aman di satu komunitas bisa saja menjadi korban perundungan di komunitas lain.

Perlu dicatat bahwa secara biologis, anak-anak memiliki dorongan untuk ingin diterima dan disertakan dalam kelompok, sehingga mereka biasanya akan berperilaku baik ketika diberikan kesempatan. Tanggung jawab untuk memberikan kesempatan itu ada pada orang dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun