Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Kafe dan Pohon Ajaib di Dekatnya

9 Juli 2024   16:11 Diperbarui: 9 Juli 2024   16:24 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: dokumen Kompasiana 

Di beranda medsos, salah satu teman kampusmu terlihat memamerkan sepeda motor keluaran terbaru yang baru saja dia dapatkan.

Kamu semakin penasaran, meskipun bukan menginginkan keberuntungan yang sama. Orang tuamu sudah sangat menjamin semua kebutuhan serta keinginanmu. Dengan harta yang sangat berlimpah, segalanya menjadi mungkin untuk diwujudkan.

*

Entah pada hari ke berapa, akhirnya kamu menyadari pohon ajaib itu tidak ditumbuhi daun-daun seperti lazimnya. Pohon itu hanya dipenuhi ranting kering layaknya pohon mati. 

Hujan yang berlangsung seharian, menjadikan ranting-rantingnya dihiasi titik-titik air yang menggantung.

Suasana senja yang masih mendung, dengan latar lampu kafe sewarna dengan senja, sangat kontras dari jendela tempat kamu duduk saat ini. Sebuah manipulasi menampakkan gambar yang misterius sekaligus estetik. Tampak  butiran kristal menggantung di sana-sini yang sebenarnya hanyalah sisa hujan.

Tiba-tiba kamu mengamati seseorang yang turun dari ojek online, masuk ke dalam kafe dan disambut dua orang yang duduk di sisi jendela. Terlihat mereka berbicara sebentar, lalu seseorang tadi pamit sambil membungkuk-bungkuk hormat. Kemudian dia  pergi dengan ojek yang masih menunggu di luar.

Kamu merasa bosan dengan apa yang baru kamu lihat, namun segera menyadari mama dan papamu juga keluar dari sana.

Kamu menunggu mereka di lobby hotel untuk menanyakan apakah mereka mengetahui sesuatu tentang pohon ajaib yang membantu sejumlah orang akhir-akhir ini?

Dengan raut muka terheran-heran, akhirnya mama menjelaskan bahwa ini adalah bentuk syukur atas anniversary mereka. Mama meminta nama-nama yang direkomendasikan pihak  kampusmu, untuk membantu kesulitan keuangan mahasiswa. 

Kamu nge-lag, membeku seperti orang kehilangan ingatan, sebelum akhirnya tertawa konyol dan memeluk kedua orang tuamu dengan rasa haru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun