Suatu hari, mama mengatakan ingin merayakan anniversary perkawinannya secara privat di sebuah hotel berbintang. Jadi tidak ada eo, tidak ada pesta, apalagi tamu undangan. Mama hanya memesan dekorasi dan menu khusus untuk dinikmati. Kebetulan kuliah baru mulai minggu depan, dan kamu setuju untuk menemani merekaÂ
Di dalam lift, kamu sempat bertanya apakah boleh mengajak Rien ke acara mereka nanti malam? Mama menggeleng dan mengatakan kamu boleh pergi bersama pacarmu itu setelah jam delapan.
Kamu memberikan buket besar bunga mawar kepada mama, mencium pipinya, dan sedikit mengobrol, sebelum pamit kembali ke kamar.
Kamu ingin memberitahu Rien tentang anniversary ini dan mentraktirnya secara istimewa.
Sambil menunggu Rien mengangkat telepon, kamu menuangkan setengah saja teh panas ke dalam cangkir, lalu membuka tirai jendela kamar.
Kamu terperangah, mematung, dan mengabaikan suara Rien yang mulai gemas dalam telepon.
"Sayang..., aku baru saja melihat sesuatu! Aku akan menceritakannya padamu, dan akan kujemput dalam lima menit!" sahutmu.
Kamu begitu terpana dan membiarkan teh di meja menunggu beberapa saat.
"Pucuk dicinta, ulam pun tiba!"
Ternyata kamarmu berada di seberang kafe dan pohon ajaib itu!
Maka sejak malam itu, kamu semakin gila karena  rasa penasaran yang semakin menjadi-jadi. Kamu bertekad untuk mencari tahu kebenaran rumor ini.