Di beranda medsos, salah satu teman kampusmu terlihat memamerkan sepeda motor keluaran terbaru yang baru saja dia dapatkan.
Kamu semakin penasaran, meskipun bukan menginginkan keberuntungan yang sama. Orang tuamu sudah sangat menjamin semua kebutuhan serta keinginanmu. Dengan harta yang sangat berlimpah, segalanya menjadi mungkin untuk diwujudkan.
*
Entah pada hari ke berapa, akhirnya kamu menyadari pohon ajaib itu tidak ditumbuhi daun-daun seperti lazimnya. Pohon itu hanya dipenuhi ranting kering layaknya pohon mati.Â
Hujan yang berlangsung seharian, menjadikan ranting-rantingnya dihiasi titik-titik air yang menggantung.
Suasana senja yang masih mendung, dengan latar lampu kafe sewarna dengan senja, sangat kontras dari jendela tempat kamu duduk saat ini. Sebuah manipulasi menampakkan gambar yang misterius sekaligus estetik. Tampak  butiran kristal menggantung di sana-sini yang sebenarnya hanyalah sisa hujan.
Tiba-tiba kamu mengamati seseorang yang turun dari ojek online, masuk ke dalam kafe dan disambut dua orang yang duduk di sisi jendela. Terlihat mereka berbicara sebentar, lalu seseorang tadi pamit sambil membungkuk-bungkuk hormat. Kemudian dia  pergi dengan ojek yang masih menunggu di luar.
Kamu merasa bosan dengan apa yang baru kamu lihat, namun segera menyadari mama dan papamu juga keluar dari sana.
Kamu menunggu mereka di lobby hotel untuk menanyakan apakah mereka mengetahui sesuatu tentang pohon ajaib yang membantu sejumlah orang akhir-akhir ini?
Dengan raut muka terheran-heran, akhirnya mama menjelaskan bahwa ini adalah bentuk syukur atas anniversary mereka. Mama meminta nama-nama yang direkomendasikan pihak  kampusmu, untuk membantu kesulitan keuangan mahasiswa.Â
Kamu nge-lag, membeku seperti orang kehilangan ingatan, sebelum akhirnya tertawa konyol dan memeluk kedua orang tuamu dengan rasa haru.