Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kapan Seseorang Perlu Menemui Psikolog?

17 Juni 2024   16:07 Diperbarui: 26 Juni 2024   10:18 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Psikolog adalah pakar dalam bidang psikologi yang ahli terhadap tingkah laku dan kondisi kesehatan mental manusia (Pexels/ALEX GREEN)

Di masa kini, menjamur klinik konsultasi psikologi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat pada umumnya. Tidak lagi terbatas pada dokter spesialis, tetapi sudah menjangkau layanan kesehatan daerah serta sekolah-sekolah. Bahkan sejak masa pandemi, banyak sekali layanan online atau tele konseling.

Sedemikian penting layanan kesehatan mental bagi setiap individu untuk menekan angka bunuh diri, kekerasan, penyalahgunaan narkoba, maupun orang dalam gangguan jiwa (ODGJ). 

Masyarakat yang sehat dapat mengambil peran dalam memajukan negara, dan sebaliknya.

Siapa orang yang rentan mengalami gangguan psikologi?

Gangguan psikologi dapat menimpa siapa saja, terutama mereka yang sulit menerima perubahan. 

Itu artinya, akan sangat ideal jika seseorang dapat mengelola permasalahannya serta berdamai dengan keadaan. Di sisi lain tidak semua orang dapat melakukannya.

Di Indonesia, kelompok usia yang terdata paling rentan mengalami gangguan psikologi dan kecemasan adalah:

Dewasa usia 25-35 tahun

Di rentang usia ini, seseorang menjalani fase penting dalam hidupnya. 

Gangguan psikologi, sangat mungkin hadir bersamaan dengan upayanya untuk mendapatkan pekerjaan, dan kemudian harus menjadi pekerja yang disiplin. Tidak semua individu terlatih dengan kedisiplinan dan mampu menerapkannya dalam dunia kerja.

Pernikahan, juga menyumbang risiko gangguan psikologi yang sangat mungkin tidak disadari. 

Pasangan yang akan menikah, kebanyakan hanya memikirkan dari sudut pandang bahagia dan kasmaran. Padahal, dalam waktu dekat seseorang yang memasuki gerbang pernikahan akan segera menemukan "kejutan-kejutan" kurang menyenangkan. Kesalahpahaman, kecemburuan, dan sebagainya.

Mempunyai bayi, terkadang dapat membawa pada kerumitan hubungan suami istri. Tidak mudah mengambil keputusan resign dari pekerjaan ketika seorang wanita harus "buru-buru" menjadi ibu yang melayani anak-anaknya.

Remaja usia 16-24 tahun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun