Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Bungkusan Misterius di Saku Baju Nyonya Karren

10 September 2023   07:56 Diperbarui: 12 September 2023   00:15 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Memasak di dapur. (Sumber: Pixabay/Jeanette Atherton)

Suamiku menangis. Aku menjadi serba salah dan kasihan kepadanya. 

Aku harus menelepon Joe untuk menanyakan masalah ini. Tapi bukankah hari ini dia akan pulang bersama Clay? Sebaiknya kutunggu saja.

Aku yakin ini adalah pertama kali dalam sepekan nyonya Karren meminta kopi. Itu kalau dia meminumnya dan bukan adikku. Lansia boleh minum kopi tetapi tidak terlalu manis dan juga tidak sangat sering.

Aku beranjak ke kamar ibu dan membiarkan suamiku sendirian. Dia butuh menenangkan dirinya sampai Joe memberikan keterangannya nanti.

Aku mengeluarkan barang-barang dari rumah sakit yang belum sempat kuurus karena jenazah ibu akan segera dikebumikan. Dan saat aku memasukkan pakaian ibu ke mesin cuci, aku menemukan sesuatu dalam saku baju yang dikenakan eaktu itu. Sebuah bungkusan.

Aku mengira ini adalah lipatan kertas berisi desain berikutnya untuk Clay. Ibu selalu menggambar modelnya sebelum mulai merajut.

Tidak, ini bukan gambar. Ini sebuah surat.

Aku buru-buru membaca tulisan tangan nyonya Karren yang hurufnya terlihat agak membingungkan.

"Kau adalah puteraku. Jika ingin menikahi wanita lain, maka kau akan kehilangan ibumu ini."

Aku mengulang membaca beberapa kali. Tapi sampai kepalaku sakit, aku tetap sulit memahami maksud nyonya Karren dengan tulisan itu.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun