Dari Kompas.com, dilansir dari BreastCancerNow, penyebab kanker payudara antara lain:
- Mendapat haid pertama di usia dini/sebelum 12 tahun
- Monopause setelah usia 55 tahun
- Kebiasaan merokok dan minum alkohol berlebihan
- Kurang olahraga
- Kegemukan/obesitas
- Mengonsumsi obat hormon/terapi hormon
- Genetik/faktor keturunan
Survivor Cancer
Saya sering bertanya dalam hati, mengapa ibu tetap dapat mengurai senyum sepanjang hari di saat menjadi penyintas kanker?
Bukankah kanker payudara adalah penyakit serius yang sama sekali tidak enak untuk diterima?
Setelah ibu tiada, barulah satu per satu jawaban terbuka.
- Mungkin ibu introspeksi dan menyadari mengapa penyakit ganas itu sampai menyerang. Selain postur ibu yang cenderung gemuk, selama dua tahun terakhir, ibu juga bekerja di rumah makan Padang. Dan hampir setiap hari ibu menyantap masakan bersantan tanpa diimbangi dengan olahraga berarti. Kurang minum air putih dan lebih suka es jeruk.
- Seorang ibu selalu hebat. Ibu selalu berprinsip mengalah untuk kebahagiaan keluarganya. Dalam hal ini ibu tidak ingin melontarkan keluhan dan membuat anak-anaknya sedih atau khawatir.Â
- Ibu juga memahami, hati yang gembira adalah obat untuk kesembuhannya. Ibu bisa melawan pertumbuhan sel-sel kanker dengan selalu berpikir positip dan merasa bahagia.
- Dengan sakitnya, ibu lebih belajar untuk bersabar. Segala sesuatunya dihadapi dengan sikap penerimaan. Belajar ikhlas untuk menjalani takdir yang sudah digariskan
- Ibu percaya, bila ibu menghadapi sakitnya dengan penuh ketegaran, sewaktu-waktu maut menjemput, duka di hati kami tidaklah menjadi berlipat.
Ibu sempat merasakan kesehatannya membaik
Ada interval waktu, di antara dua kali masa sakit yang dihadapi ibu.
Selama beberapa bulan setelah dilakukan operasi pengangkatan payudara sebelah kiri, ibu nampak segar dan sehat. Bahagia rasanya melihat ibu seperti ini.Â
Masih jelas dalam ingatan, bagaimana ibu penuh semangat mengikuti kegiatan keagamaan. Para tetangga menyambut gembira atas kehadiran ibu kembali di tengah-tengah mereka.
Di suatu kesempatan, ibu juga sempat melakukan kegiatan susur sungai Mahakam bersama komunitas peduli penderita kanker.
Ibu seakan sudah kembali ke keadaan sebelum sakit. Penuh energi. Ibu mengerjakan tugas-tugas rumah tangga, seperti membersihkan rumah, memasak dan menjemur cucian.Â
Ibu menyiapkan sendiri sari lemon, rebusan daun kenikir, serta sayur daun kelor untuk menambah imun dan menekan pertumbuhan sel kanker.Â
Ibu berusaha menepis efek dari kemoterapi. Ibu tidak ingin merasakan mual dan kulit kering. Ibu semangat mengonsumsi buah anggur dan potongan tomat segar.