Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasi kanker sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia berdasarkan capaian 100 juta kasus kematian.
Angka tersebut disebabkan 70% pasien yang datang, sudah dalam tingkat keparahan lanjut. Seperti pada ibu.Â
Ibu juga baru datang ke Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie saat sudah stadium IIIA. Pengobatan dari bahan herbal yang dipilih ibu, tidak memberikan kesembuhan seperti yang diharapkan. Justru terjadi pendarahan hebat yang mengantar ibu ke meja operasi tak lama kemudian.
Ibu berusaha menutupi penderitaan pada raganya, demi menjauhkan kesedihan dari kedua anaknya. Dan proses pengobatan serta kualitas hidup, menjadi sangat dipertaruhkan di titik ini.
Portaljogja.com melansir dari laman WHO, 20 juta orang terdiagnosis kanker pada 2021. Setengah dari jumlah tersebut merupakan pasien meninggal.
Selain itu, kesenjangan pengobatan dan perawatan pasien kanker antara negara-negara di dunia, juga menambah angka tersebut.
Pengobatan pasien kanker secara komprehensif, dapat dilakukan di 90 negara berpenghasilan tinggi. Sedangkan di negara berpenghasilan rendah, hanya dapat dilakukan sebanyak 15% saja.
Memprihatinkan memang. Dan ibu harus pula berada di dalamnya.
Pencegahan penyakit kanker
Sebenarnya, angka kematian penderita kanker dapat ditekan apabila pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risiko penyebab kanker.Â
Kurangnya pengetahuan, anggapan tabu untuk memperlihatkan organ intim saat pengobatan serta dukungan keluarga, juga mempengaruhi meningkatnya angka kematian penderita.