Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Beri Makan Ikan di Kolam

5 Oktober 2021   19:25 Diperbarui: 5 Oktober 2021   19:53 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jangan Beri Makan Ikan di kolam | foto: ruparupa.com

"Masak sih Bik, ngga ada kolam ikan di halaman belakang, dekat pohon beringin?"

Bik Inah menggeleng kuat-kuat.

"Aku udah tiga kali loh, Bik, mimpi makhluk menyeramkan keluar dari kolam ikan. Dan di sana, ada papan kecil tanda larangan memberi makan ikan di kolam. Apa coba, maksudnya?"

Bik Inah mengelus pundak Celia. Pandangan matanya lembut, berusaha menenangkan hati Celia.

"Neng Lia kan nonton film sampai ketiduran. Pasti terbawa mimpi. Itu tadi Bibik yang matiin pelem nya..."

Celia melihat kaset-kaset CD yang berhambur di depan layar home theaternya.

Benar juga, pikir Celia. Entah sampai kapan ia akan jadi penakut seperti ini.

"Ya sudah atuh Neng. Bibik keluar dulu..."

Tanpa menunggu jawaban, Bik Inah berlalu. Ia merasa lega, masih kuat memendam rahasia tentang kolam ikan dimaksud. 

Cukup dirinya yang tahu, bahwa nyonya rumah ini dulu tewas dibunuh oleh suaminya. Mayatnya dikubur dalam kolam ikan. Lalu ditutupi tanah uruk puluhan ret, tanpa ada yang tahu. 

Hanya Bik Inah, pembantu mereka yang menjadi saksi, sebelum rumah ini akhirnya dijual. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun