Suasana pemukiman tampak lebih terang dari malam lainnya. Sebentuk purnama memancarkan sinar keemasan. Seakan mengundang kerinduan pada kekasih.
Seorang lelaki, termenung di sisi jendela.
Hmm..., aroma cokelat panas yang nikmat menguar memenuhi ruangan. Aku baru saja selesai membuatnya.Â
Via sayang,Â
Kau tahu aku tak pernah suka minum cokelat panas. Tapi aku malah menyeduhnya tadi.Â
Ini untukmu, tentu.Â
Oh ya, mungkin kau hanya dapat melihatnya tanpa bisa benar-benar menyesap cita rasa yang selalu kau gemakan di telingaku.Â
Via, apa kau sadar?Â
Aku lebih merasa ini tentang masa kecilmu bersama secangkir minuman cokelat panas. Di musim hujan, di saat kau sendirian di rumah tanpa satupun anggota keluarga.Â
Tapi sebenarnya kau salah. Kau tak bisa memaksa setiap orang termasuk aku, untuk menyukai hal yang sama denganmu.Â