Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki yang Membawa Lentera

2 Oktober 2021   19:20 Diperbarui: 2 Oktober 2021   19:32 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah dua malam ia mendengar suara aneh di halaman. Seperti langkah kaki yang berjalan bolak-balik, lalu menjatuhkan benda yang berat di dalam gudang. Apakah ada komplotan pencuri?

Bahkan Anne tak dapat memejamkan matanya hingga pagi menjelang. Diperiksanya keadaan gudang di sudut belakang, namun tak menemukan tanda mencurigakan. Pintu gudang digembok atas dan bawah.

Tak lupa ia menanyai seisi rumah. Juru masak dan dua pembantu lainnya, serta Pak Adrian, supir suaminya yang diperintahkan menjaga keamanan rumah.

"Kami tidak mendengar suara apapun, Bu. Mungkin Anda gelisah karena sedang mengandung dan tidur sendiri saja..." jawab Paula.

Untuk itulah, Anne berjanji tidak akan tertidur malam ini. Ia harus tahu ada apa sebenarnya.

Ditariknya kursi besar ke dekat jendela, dan mematikan lampu. Ia akan mengawasi setiap pergerakan yang terjadi. Bahkan jika burung hantu berani bersuara dari atas dahan sekalipun.

Hampir satu jam, Anne menunggu. Matanya sedikit mengantuk, ketika akhirnya ia melihat bayangan sinar dari balik korden. Seperti nyala lampu.

Ternyata benar. Jantungnya lalu berdegup kencang. Ada seseorang di luar sana, dengan mantel dan pakaian serba gelap, sedang membawa lentera. 

Dari sosoknya, Anne pastikan ia seorang lelaki setinggi hampir enam kaki. Tegap sekali. Tapi siapakah dia?

*

Pagi itu Anne bergegas mandi. Dikenakannya gaun terbaru yang diberikan suaminya. Selesai menyantap roti dengan selai kacang, ia berjalan ke halaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun