Sudah dua malam ia mendengar suara aneh di halaman. Seperti langkah kaki yang berjalan bolak-balik, lalu menjatuhkan benda yang berat di dalam gudang. Apakah ada komplotan pencuri?
Bahkan Anne tak dapat memejamkan matanya hingga pagi menjelang. Diperiksanya keadaan gudang di sudut belakang, namun tak menemukan tanda mencurigakan. Pintu gudang digembok atas dan bawah.
Tak lupa ia menanyai seisi rumah. Juru masak dan dua pembantu lainnya, serta Pak Adrian, supir suaminya yang diperintahkan menjaga keamanan rumah.
"Kami tidak mendengar suara apapun, Bu. Mungkin Anda gelisah karena sedang mengandung dan tidur sendiri saja..." jawab Paula.
Untuk itulah, Anne berjanji tidak akan tertidur malam ini. Ia harus tahu ada apa sebenarnya.
Ditariknya kursi besar ke dekat jendela, dan mematikan lampu. Ia akan mengawasi setiap pergerakan yang terjadi. Bahkan jika burung hantu berani bersuara dari atas dahan sekalipun.
Hampir satu jam, Anne menunggu. Matanya sedikit mengantuk, ketika akhirnya ia melihat bayangan sinar dari balik korden. Seperti nyala lampu.
Ternyata benar. Jantungnya lalu berdegup kencang. Ada seseorang di luar sana, dengan mantel dan pakaian serba gelap, sedang membawa lentera.Â
Dari sosoknya, Anne pastikan ia seorang lelaki setinggi hampir enam kaki. Tegap sekali. Tapi siapakah dia?
*
Pagi itu Anne bergegas mandi. Dikenakannya gaun terbaru yang diberikan suaminya. Selesai menyantap roti dengan selai kacang, ia berjalan ke halaman.