Pak Udin bukan saja memegang kendali pekerjaan, tetapi juga sangat diperhatikan tuan rumah, kalau tak ingin disebut disayang.
Maka dengan nekad, Pak Abbas yang sebenarnya digaji cukup besar dan pernah diberi pinjaman uang; menusuk dari belakang Pak Udin.Â
Ia membuat laporan dan cerita palsu untuk menjatuhkan rekannya. Dengan harapan dirinya dapat mengganti posisi Pak Udin.
Apakah taktik licik ini berhasil?
Tuan rumah akhirnya menyetop pekerjaan. Pak Udin dan seluruh temannya tidak perlu melanjutkan pekerjaan. Tuan rumah memutuskan untuk  mencari pihak lain untuk menggantikan.
Bagaimana sikap Pak Udin mempunyai rekan yang bermuka dua?
Meski kecewa, ia berusaha kuat mental dan tidak terpancing dengan pengkhianatan Pak Abbas.Â
Mengapa? Sebab suatu saat mungkin saja mereka akan dipertemukan lagi dalam satu proyek kerja.
Sikap seperti ini, menurut saya kuat mental dan sabar. Karena jika terpancing emosi, permusuhanlah yang akan didapat. Belum lagi jika ada tindak kekerasan yang bisa berlanjut ke ranah hukum. Wah!
Dari dua ilustrasi di atas, menjadi bos yang baik, selain memahami strategi mencapai target, dapat mencari jalan keluar dari masalah yang ada; juga harus pandai menyelami hati para karyawannya.Â
Beberapa bentuk perhatian atau kepedulian, secara signifikan dapat meningkatkan semangat kerja.