"Aji, kasihan Aji..." lerai Alim tak kalah konyol.
"Delolelo hawawa lalilulelloo...." ah, apa lagi yang dia katakan? Dasar pelo!
"Kau tidak bohong?"Â
Lelaki itu menggeleng kuat, sambil mengusap air matanya.
"Awas memang kalau kau bohong!" ancam Aji lagi. Nada suaranya mulai menurun.
"Enhamaa..." ia memeluk lutut ibunya.
"Kau dengar?"Â
"Barangmu dititipkan sama tukang parkir. Karena sewaktu ko singgah di tempat fotokopi, ada ji orang incar-incar tasmu."
"Pigi tanya sama tukang parkir di sana. Bikin pusing saja!"
Di tempat parkir...
Lelaki kurus agak tua menyambutku dengan tas yang tampak berat. Tentu saja, karena isinya laptop dan berkas skripsi yang baru saja diperiksa dosen kampus.