Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seorang Ibu yang Meninggal di Malam Idul Fitri

19 Mei 2021   07:48 Diperbarui: 19 Mei 2021   08:14 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tape ketan (cdns.klimg.com)

"Ya, saya tahu dari postingan teman fb." 

"Apa Asih pernah datang ke rumah untuk pinjam uang?" katanya lagi.

Menurut Sonia, belakangan ini Asih menjadi sangat "populer". Sudah banyak warga yang diminta bantuan olehnya. 

Sebuah warung makan tak jauh dari sini, sempat memanggil Asih membantu di dapur, untuk meringankan bebannya. Ajakan lainnya, berasal dari usaha rumahan yang memproduksi kripik usus. Namun keduanya ditolak begitu saja.

Hmm, pantas saja saat saya menawarkan lowongan pekerjaan, Asih menolak dengan alasan kasihan pada si bungsu. 

Rupanya ia lebih mendengarkan larangan suaminya, dan memilih menambah daftar hutang pada warga.

Hutang pun melilit leher

Sahabat Kompasianer, di masa pandemi ini, berhutang sudah menjadi solusi sementara mereka yang terdesak atau membutuhkan dana cepat. Tetapi harus dengan perhitungan tepat dan kesungguhan untuk membayar sesuai tempo yang disepakati.

Asih, ternyata sudah terjerat 5 kelompok koperasi (pinjaman berbunga) serupa rentenir. Artinya saat ini Asih dan Deni wajib setor dana pengembalian kepada lima tim penagih, setiap harinya. Pantas saja selama berminggu-minggu mereka mengosongkan rumah, berada dalam pelarian sambil membawa-bawa pakaian kotor.

Yang membuat saya trenyuh, ibunda Asih pergi selama-lamanya setelah menyaksikan kehidupan anaknya yang sedemikian. Hatinya pasti sedih dan hancur.

Seorang ibu, belum merasa lega sebelum melihat anaknya hidup bahagia. Mungkin di dalam doa-doanya, seorang ibu membanjiri sajadahnya dengan air mata, memohon Allah swt berkenan mengangkat kesusahan yang menghampiri kehidupan anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun