Tentu saja aku tak keberatan. Ia dan istrinya, Bu Emma, keduanya memang baik dan perhatian kepada kami sekeluarga. Keduanya memang penyayang anak-anak.
"Ajarkan anak-anak sifat jujur dan disiplin sejak kecil. Ajarkan sebagai kebiasaan. Kalau sudah terbiasa dari kecil, sampai dewasa sifat tersebut akan tetap dibawa."
Aku mengangguk.
"Anak-anak, suatu hari akan lebih pandai, lebih cerdas dari orang tuanya. Kau dan suamimu, harus menerima dengan bijak. Jangan otoriter."
"Dan tentang uang, jadikan uang sebagai pelengkap kehidupan. Bukan sumber kehidupan."
"Kalau uang dijadikan sumber kehidupan, orang bisa nekad. Kalau dijadikan sebagai pelengkap, ada uang dan tidak ada uang, kita tetap tenang. Tidak perlu orang tahu kegundahan kita. Ya kan?"
Aku mengangguk lagi.
"Saya dengar kamu telaten mendampingi anak-anakmu belajar daring, ya?"
"Iya, Pak."
"Itu bagus."
"Adik saya, perempuan, posisinya manager di bank tempatnya bekerja."