Benar saja.
Rumah mereka tampak ramai dengan kehadiran tetangga. Pak RT juga terlihat berdiri di teras melihat ke arahnya datang. Lalu bersiap juga menyambutnya masuk.
Sekilas matanya melihat bendera putih seakan melambai lelaki itu. Bendera penanda duka cita. Tapi siapa yang...
"Pak Dani..." sambut Pak RT dengan wajah serius.
"Pak, ada apa, siapa yang meninggal?"
"Istri saya??"
"Dimana Fatimah??" Jantung lelaki itu seakan lompat dari tempatnya.Â
Rasa lelah karena baru saja menempuh perjalanan yang emosional, gaspol selip sana klakson sini terburu-buru dengan pikiran kalut, kini justru anti klimaks.
Lelaki itu tertunduk lagi menekuri lantai. Jenazah istrinya sudah selesai dimandikan dan dikafani.Â
Ruang kamarnya terasa wangi dan lebih indah dari biasanya. Seakan ada sinar cahaya putih berpendaran di sana.
Lelaki itu melihat wajah istrinya seperti tersenyum. Tepat seperti hari-hari yang dilalui dengan tabah walaupun ia sakit. Fatimah senantiasa tersenyum.Â