Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat untuk 2021

31 Desember 2020   10:00 Diperbarui: 31 Desember 2020   18:54 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku mengangguk-angguk. Rupanya ini yang sering membuatnya gundah dan bersandar pada dinding abu-abu kusam.

"Ngga mencoba kerja serabutan?"

"Susah Bu, suami saya tua, ngga ada yang mau ngajak kerja..."

Hampir aku tergelitik. Ayah Rido memang terpaut usia sekitar dua puluh tahun dengan istrinya. Entah bagaimana keduanya berjodoh. Mungkin sudah suratan.

"Bapak, masih kerja?"

Yang ia maksud adalah suamiku. Aku mengangguk saja tanpa mau banyak kata.

"Kapan Bu, covid ini pergi?"

"Kalau semua sudah normal, sekolah sudah aktif lagi, saya mengandalkan pemasukan dari kantin. Lumayan buat bayar sewa rumah dan makan..."

Sesaat matanya berbinar, mengingat masa-masa murid-murid SD ramai belanja di kantinnya. Sebenarnya ada tujuh pilihan,  tapi kantin mama Rido yang paling ramai.

Sebelum berpamitan, aku menyelipkan sejumlah uang ke tangan gadis kecilnya yang sudah sibuk bermain lagi. Antara malu dan senang, tersirat dari wajah ibu muda ini.

Malamnya, selepas sholat isya suamiku pamit ke rumah bos. Ada urusan yang mau dibicarakan, katanya. Sepulang nanti baru menikmati makan malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun