Kalau pun ada sejumlah uang, itu adalah pemberian tulus dari teman sekaligus tetangga depan rumah yang engkau katakan sangat baik hati.
"Apa yang membuat engkau tak ingin bekerja?" tanyaku beberapa waktu yang lalu.
Saat itu aku sedikit kesal karena tawaran pekerjaan agar engkau dapat meminjam sejumlah uang di sana, engkau tolak dengan angkuhnya. Sejak itulah aku memutuskan memblokir satu-satunya akses kita berkomunikasi.
Jadi selama pandemi, suami yang engkau banggakan itu tak pernah bekerja walaupun serabutan demi anak istri?
Dan sebuah foto tentang instalasi listrik  yang perlu diganti baru, terkirim kesana-kemari untuk meminta simpati semua orang, betapa pecundangnya sahabat sepertimu!
Oh ya, lagi-lagi kalian pulang setelah malam gelap dan sepi. Si bungsu yang rewel dan mengantuk, sejak tadi membuat onar di rumah kami.Â
Tapi dengan nada bangga engkau menyampaikan dari sini akan menghadiri acara partai yang memberikan amplop bantuan. Lumayan kalian akan mendapat dua amplop.
Ah, rasanya aku sakit kepala.
Setelah kalian pulang, tentu saja aku dan suami membahas keanehan demi keanehan.Â
Tentang ibu yang tadinya kalian tumpangi selama berumah tangga, sekarang kalian ungsikan ke rumah saudara, bersama anak sulung kalian juga.
Tentang pengakuan suami engkau bahwa motor dari dieler dilaporkan hilang dicuri, padahal di luar kota ia jual murah untuk mendapatkan sepeda motor bekas dan selisih uang.