Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siapa yang Lebih Cepat Menarik Pelatuk

29 Desember 2024   11:37 Diperbarui: 29 Desember 2024   11:37 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Siapa yang Lebih Cepat Menarik Pelatuk. Gambar oleh alanpoulson | depositphotos 

Lewat surel yang masuk Arok melihat foto sosok lelaki paruh baya; targetnya kali ini. Ia tahu lelaki itu. Seorang pengusaha yang sukses, juga sering menjadi pembicara publik. Bagi Arok, apa, siapa, dan kenapa, lelaki ini harus dibunuh itu tidak penting. Asal bayarannya sesuai apa pun ia lakukan.

Alex, nama lelaki itu. Dari luar bisnisnya terlihat bersih. Pertambangan, pabrik kimia, perhotelan, dan kini merambah bisnis kuliner dengan jenama internasional. Namun, ada bau busuk di balik sepak terjangnya. Ia begitu misterius, dingin, tak kenal kasihan, untuk menyingkirkan pesaing bisnisnya. Kalau perlu dengan menghilangkan nyawa. Sudah dengar 'kan, Ronald, seorang pengusaha tambang yang mati tenggelam di laut, seolah-olah karena kecelakaan? Itu semua ulah Alex. Alex menganggap Ronald telah mengganggu bisnis pertambangannya.

Entah kenapa sampai hari ini ia belum tersentuh hukum. Menurut bisik-bisik para pengusaha, Alex dilindungi seorang petinggi kepolisian. Tentu ini tidak gratis. Alex secara rutin mengirim dana perlindungan setiap bulan kepada oknum petinggi polisi itu. Dan banyak lagi jaringan pertemanannya dengan oknum-oknum aparat penegak hukum.

Dan kini Arok akan menghabisinya. Ia sudah mempelajari kebiasaan Alex. Tiap hari apa dan di mana ia main golf, tempat perempuan simpanannya, juga kapan ia ke luar negeri, dan berapa orang pengawal yang melindunginya. Arok sudah mencatatnya semua. Arok juga tahu minggu depan Alex akan menghadiri sebuah seminar dan ia akan menjadi pembicaranya.

Nah, di sana!

Bisa saja Arok menghabisi secara brutal, dengan rentetan tembakan ke arah mobilnya. Atau memasang bom. Tapi ini akan banyak menimbulkan korban. Cara ini sama saja melecehkan dirinya sebagai penembak jitu nomer satu di negeri ini. Arok tidak akan melakukannya.

Arok telah melakukan survei tempat di mana seminar itu akan diadakan. Keluar dari gedung seminar itu biasanya narasumber akan dikerebuti wartawan. Halaman gedung itu banyak pepohonan rindang. Tapi Arok melihat ada sedikit celah. Nanti, dari gedung di seberang, sebuah hotel, Arok akan mengeksekusinya. 

Ia sudah memperhitungkan dari lantai berapa posisi yang tepat untuk jarak tembak. Arok juga mempertimbangkan kecepatan angin dan halangan rerimbunan daun.

Baca juga: Negeri yang Lelah

Dan, tibalah!

Lewat teropongnya Arok melihat tamu-tamu sudah berdatangan. Tak lama kemudian terlihat mobil Alex. Pintu mobilnya langsung dikelilingi pengawalnya saat Alex akan keluar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun