Takada reaksi.
"Sudah kuduga. Orang-orang seperti dirimu tak memerlukannya. Aku yakin kamu tak suka dengan perempuan." Agnes tertawa mengejek.
Berhasil. Ada kilatan pada mata Komandan.
Tubuh Agnes menegang, bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan. Ia tahu selama ini sang Komandan yang melatihnya. Tapi Agnes tidak takut.
Namun, tanpa diduga Komandan merengkuh pinggangnya. Sepersekian detik ia mencium bibir Agnes. Cukup lama.
Agnes mendelik. Mm, pintar juga Komandan ini. Saat darahnya mulai naik ke kepala, Komandan melepaskannya.
Sial! Agnes tersengal-sengal. Mukanya memerah, juga wajah Komandan. Agnes tersenyum, mengambil tas. Membuka pintu mobilnya.
"Fir!"
"Apa?"
"Namaku, Fir," kata Komandan.
Agnes melirik, tersenyum. Menghidupkan mesin mobil, dan langsung menginjak pedal gas. Tapi baru seratus meter ia menghentikan mobilnya. Dan mundur dengan cepat. Berhenti di samping Fir, Komandan.