Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Beberapa yang Nganu dari Penulis Puisi, Nomer 4 Jangan Dibaca

22 Januari 2023   19:39 Diperbarui: 22 Januari 2023   20:03 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(1974; Sajak Sikat Gigi).

Sebut lagi, Sutardji Calzoum Bachri, dengan kredo membebaskan makna dari kata. Tardji menggeram, menghentak, seperti menceracau lewat sajak-sajak mantranya. 

Dan Sapardi Djoko Damono dengan puisi romantiknya.

Dan Afrizal Malna, mengusung idiom-idiom urban dalam puisinya.

Dan, tentu, Joko Pinurbo. Puisi dengan permainan bunyi bergaya jenaka.

Dan ... (tulis nama kamu sendiri).

Mereka semua itu adalah penggila baca, yang mau belajar, hingga mereka mempunyai gaya ucap sendiri.

***

Ketiga.

Setelah malas membaca, enggan belajar, repotnya merasa puisi yang ditulisnya adalah puisi nomer satu di dunia. Bersikap bodo amat.                                      

O, saya menulis karena iseng saja. Terserah, puisi saya memang begini. Dan banyak lagi alasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun