Bagus justru menarik tangan Ayu, untuk duduk kembali.
"Lihat baik-baik! Kartu undangan ini belum ada nama calon pengantin perempuannya. Ibuku dan seluruh keluarga besarku setuju kalau namamu yang tercantum di situ."
Ayu terpana.
"Itu kalau kamu mau."
Ayu menatap Bagus. Menggigit-gigit bibirnya. Air matanya yang ditahan-tahannya kini jebol.
"Nggak!"
"Kenapa?"
"Kamu jelek, nyebelin, gondrong, suka telat kalau jemput, ng ...."
"Terus?"
"Aku suka drakor, kamu lebih suka ngoprek motor. Juga ...."
"Apa lagi?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!