Ada rasa gentar.
***
Ini adegan terakhir.
Di sebuah bangku taman.
Matahari sore menerobos di sela-sela rerimbun dedaunan. Bagus gelisah, duduk di samping Ayu. Ia mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya.
Ayu tercekat. Kartu undangan?
"Ibuku sudah setuju. Dan aku nggak berani menolak omongan Ibuku. Menurutmu, bagaimana desain kartu undangan ini?"
Ternyata, ternyata ...? Tega benar kamu Bagus, mempermainkan diriku selama ini. Ngilu. Tidak, tidak! Ayu tak ingin menangis di depan lelaki ini.
Dengan perasaan tak karuan Ayu melihat juga kartu undangan itu. Terlihat selintas nama Bagus. Makin perih.
"Cukup menarik." Akhirnya. Memang bagaimana lagi?
Dengan dada bergemuruh Ayu bangkit. "Antar aku pulang!"