"Cowok apaan? Cuma temen. Tempat kerjanya satu gedung dengan Mbak," kilahku. Apakah saat ini Ken menangkap wajahku yang memerah?
"Iya, temen ...." Ken menekankan kata "temen" itu. "Kalau Mbak Ayu nggak mau, kasih ke aku aja." Ken nyengir.
Langsung kulempar dengan bantal.
***
Bagus Dirgantara.
Akhirnya yang kutakuti selama ini terlewati. Ibu Ayu menyambutku ramah. Bahkan, "Memang sudah berapa lama Nak Bagus berhubungan dengan Ayu?" tanya ibu Ayu.
Masuk poin krusial!
Ayu. Ayu kini sudah tak nampak canggung lagi saat berbicara denganku. Ternyata pengetahuannya cukup luas. Dia juga tak ragu lagi berboncengan dengan Vespa bututku.
Dia juga bisa tersenyum dan membalas gurauan temannya, saat kami berdua.
Nonton bareng.
Makan bareng. Kadang dia yang bayar.