Kepala Aliz terasa berputar. Terus terang ini di luar rencananya. Kini ia jadi ragu untuk pergi ke Kalimantan.Â
Yudi? Ah, dia lelaki yang terlalu baik. Dulu ia meninggalkannya bukan karena membencinya. Mungkin ia hanya menuruti hawa nafsunya sendiri.Â
Di luar terdengar suara Yudi membangunkan Gendis. Suara gadis kecil yang ceria, langkah kaki ke belakang, juga terdengar kecipak air dari kamar mandi.Â
Kemudian terdengar Yudi bergurau dengan Gendis. Mungkin ia sedang memakaikan baju seragam sekolah Gendis. Ada rasa iri di hati Aliz.Â
"Yuk, sarapan," suara Yudi.Â
Gendis bernyanyi riang. Suara denting piring, dan...!Â
"Ayah, nasi gorengnya beli, ya?"
"nggak."
"Kok enak?"
"Jadi, yang kemarin-kemarin ini nggak enak, ya?"
Gendis tertawa. Di dalam kamar Aliz turut tersenyum.Â