"Apa kesalahanku?"
"Kesalahan Mas karena..., karena Mas Yudi terlalu baik."
Dan Aliz pergi. Ia lupa dengan ketulusan Yudi, dan tak peduli tangis anaknya.Â
Aliz yang memang mudah bergaul, bersama teman-temannya mendirikan sebuah LSM, melakukan kerja-kerja sosial, juga mengadvokasi perempuan-perempuan yang mengalami pelecehan dan kekerasan seksual.Â
Awalnya ia menikmati. Tapi kemudian merasakan kehidupannya bertambah kacau. Ia larut dengan gaya hidup teman-temannya yang permisif, melakukan seks bebas.Â
Dan itu biasa-biasa saja.Â
Aliz ingat saat terjun membantu pengungsi saat terjadi gempa di suatu daerah. Di sela istirahat mereka melakukan itu, dengan sesama anggota LSM, dengan paramedis, juga relawan lainnya. Mereka melakukan seperti selingan hiburan saja. Tak ada beban.Â
Gila!Â
Ia yang selama ini membantu, membimbing korban-korban kekerasan dan pelecehan seksual, tapi ia bersama kawan-kawannya begitu ringannya melakukan hubungan seks bebas. Ia merasa tak lebih baik dari pelaku pelecehan dan kekerasan seksual itu.Â
Juga yang membuat miris, ia sering demo, melakukan gerakan anti korupsi, tapi kelakuannya dan teman-teman LSM-nya sama saja brengseknya.Â
Aliz tahu, dana-dana yang didapat dari lembaga luar negeri banyak yang dikorupsi. Memang ia mengirim laporan secara berkala, sebagai bentuk pertanggungjawaban. Namun, dana yang dipakai tak lebih dari dua puluh persen. Sisanya untuk bancakan bersama teman-temannya.Â