Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sherly

21 Januari 2020   23:16 Diperbarui: 21 Januari 2020   23:20 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, heh? Mendadak kami terdiam. Istri sendiri? Itukah yang kuucapkan tadi? 

Malamnya ia minta izin agar ibunya bisa tinggal bersama, sampai anaknya lahir. 

"Nanti saja kalau sudah lahir, baru kita kabari."

"Tapi, tapi..., aku, aku...?"

Aku mengerti maksudnya. "Soal nyuci dan masak biar aku yang mengerjakan."

"Kamu...?" suara Sherly seperti tak yakin. 

Aku mengangguk. 

"Kamu bisa masak?"

"Nggak. Kamu mau ngajarin?"

Sherly tersenyum, mengangguk. 

Kemudian hari-hari selanjutnya kurasakan hubungan kami terasa begitu dekat, yang selama ini satu sama lain begitu asing. Biasanya kalau berbicara dengan Sherly hanya seperlunya, kini aku bisa mendengarkan Sherly agak lama. Bahkan pernah kami berdua tertawa lepas. Pasalnya, nasi goreng yang kubuat keasinan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun