Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dina di Waktu Dini

31 Agustus 2019   22:34 Diperbarui: 31 Agustus 2019   23:06 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com. 

"Jadi, apa rencana kamu?" akhirnya. 

"Dina mau cari kerja aja dulu, sambil ngumpulin uang. Nggak apa-apa 'kan, Mak?"

"Ya, udah, kalau itu memang mau kamu," kata emaknya. 

***

Dini hari. 

Bu Halimah gelisah di tempat tidurnya. Ia merasa bersalah terhadap Dina, anak gadisnya, tapi sekaligus lega. Ia merasa bersalah, karena  Dina tak dapat melanjutkan sekolahnya.

Tapi di balik itu ia juga merasa lega, karena kegagalan itu bukan berasal dari dirinya. Dina terlambat untuk mendaftar. Ini peperangan batin yang aneh sekaligus menyedihkan. 

Sebenarnya ia tak punya cukup uang menyekolahkan Dina lebih lanjut. Perhiasan yang ia perlihatkan kepada Dina adalah imitasi, jadi tak ada harganya. 

Ia tak ingin mematahkan semangat Dina, tapi ia juga tak punya cukup uang untuk membiayai kuliah Dina. Maka ia berpura-pura mempunyai uang lewat penjualan perhiasan itu. Ini tindakan bodoh. Bagaimana kalau benar-benar Dina mendaftar, dan diterima. Tentu ia sendiri yang kalang-kabut, dan Dina sangat kecewa. 

Bu Halimah merasa bersyukur, Tuhan memberi jalan yang lain. Dina terlambat mendaftar. Tapi Bu Halimah tetap merasa bersalah, karena telah membohongi anaknya 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun