Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dina di Waktu Dini

31 Agustus 2019   22:34 Diperbarui: 31 Agustus 2019   23:06 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com. 

Sejak kematian suaminya beberapa tahun silam, ia berusaha menyambung hidup dengan berdagang kain di pasar. Modalnya yang tak seberapa hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, termasuk sekolah Dina.

Suaminya memang tak banyak meninggalkan harta. Untunglah dulu suaminya sempat membeli rumah sederhana, yang kini ia tempati bersama Dina, anak semata wayangnya. 

Dina sendiri memang sejak SMP bercita-cita menjadi bidan. Makanya setamat SMP ia melanjutkan ke SMA. "Nggak apa-apa 'kan Mak, Dina masuk sekolah bidan?" tanya Dina waktu kelas satu SMA. Bu Halimah hanya mengangguk. 

Tapi saat kelas tiga SMA Dina agak ragu. 

"Biayanya, Mak. Sekolah Kebidanan biayanya mahal. Belum lagi biaya kos, makan sehari-hari, dan keperluan lainnya," Dina memberi alasan. 

"Pokoknya sekarang kamu sekarang jangan pikirin yang macam-macam. Kamu fokus belajar aja. Emak 'kan sudah ngumpulin uang sejak kamu kelas satu SMA," Bu Halimah meyakinkan Dina. 

Dina menatap emaknya. "Iya?" Dina masih tak yakin. 

"Iya."

Tapi saat Dina sudah lulus SMA, saat teman-temannya disibukkan mengurus masuk perguruan tinggi, justru Dina seperti tak semangat. "Nanti. Penutupannya juga masih lama," alasan Dina. 

Melihat itu Bu Halimah gelisah, takut. Ia tahu apa yang dipikirkan Dina. Ia tak ingin cita-cita anaknya selama ini menjadi kandas. Ia tak ingin melihat Dina bersedih. 

Makanya seminggu yang lalu ia membawa anaknya ke kamar. Tangan Bu Halimah gemetar membawa sebuah bungkusan. Gemetar pula ia membukanya. Dina melihat banyak perhiasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun