Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Matinya Seorang Buruh

8 Agustus 2019   23:49 Diperbarui: 9 Agustus 2019   00:18 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Rekan-rekan wartawan..., kami telah mempelajari coretan-coretan di kertas yang banyak berserakan di kamar itu. Berdasar penyelidikan kami ternyata Surakyat ini ingin memiliki mobil seharga satu miliar. Satu miliar, rekan-rekan wartawan. 

"Dan Surakyat punya gaji tiga juta per bulan. Kemudian Surakyat menghitung, mencoret-coret di kertas. Harga mobil satu miliar, dan gajinya tiga juta per bulan. 

"Ini yang didapat. 1000.000.000 : 3000.000 = 333. Sekitar tiga ratus tiga puluh tiga bulan, itu, sekitar 27 tahun. 

"Bayangkan Saudara-saudara, seorang buruh sepatu semacam Surakyat perlu mengumpulkan gajinya selama 27 tahun untuk membeli mobil seharga satu miliar. Itu dengan catatan, Surakyat tidak makan tidak minum, tidak membeli apa pun, baru bisa terbeli. 

"Sementara pabriknya sendiri memproduksi sekitar seribu pasang sepatu per hari, dan harga jual sepatu itu adalah satu juta rupiah per pasang. Itu berarti satu miliar rupiah. Bila pemilik pabrik ingin membeli mobil seharga satu miliar, dia hanya butuh waktu sehari untuk melakukannya. 

"Surakyat 27 tahun. Dan itu tidak makan dan tidak minum. Ini tidak adil, kata-kata ini banyak ditulis Surakyat. 

"Tentu rekan-rekan wartawan dapat membayangkan. 

"Surakyat sepertinya tidak dapat menerima ini. Berhari-hari ia memikirkan hal ini. Ia tak tahan. Puncaknya sore itu, tubuhnya sepertinya tidak bisa menahan beban keinginannya. 

"Pembuluh darahnya pecah, gendang telinganya pecah, semua organ tubuhnya pecah. Berdarah-darah! 

"Demikian rekan-rekan wartawan. Ada yang bertanya?"

Seorang wartawan mengacungkan jari. Pertanyaan dan jawaban polisi bisa dilihat di berita TV sore ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun