Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Semoga Tetanggaku Ada yang Meninggal

27 Juli 2019   22:24 Diperbarui: 27 Juli 2019   22:36 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com 

Tapi kemudian orang-orang itu tersentak saat mengintip kembali ke dalam. Tubuh Pak Slamet bergetar. 

Suara-suara tertahan, bergetar. 

"Ampuni, ampuni ya Allah...!"

Pak Slamet menangis. "Apa aku bersalah kalau merasa senang saat tetanggaku meninggal...?" 

Orang-orang pun tercekat. Jadi? Jadi...  jadi selama ini kecurigaan mereka benar? 

Serempak mereka berdiri, dan langsung menggedor-gedor pintu. 

"Keluar! Pak Slamet keluar!"

Tak lama, Pak Slamet membuka pintu rumahnya. Ia masih memakai sarung. Terheran-heran ia melihat banyak orang di depan rumahnya. 

"Ada apa ribut-ribut malam-malam begini? Pak Udin, Pak Japar? Yanto?"

"Alah, Pak Slamet jangan berpura-pura. Kami sudah tahu semuanya."

"Berpura-pura, bagaimana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun