Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pangeran Kodok

7 Desember 2024   19:28 Diperbarui: 7 Desember 2024   20:17 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selfie?"

"Oke."

"Dan ciuman?"

"Apa saja!" kata sang Putri. Namun di balik punggungnya, dia menyilangkan jari-jarinya sebagai tanda dia bohong.

Si Katak mengambil telepon genggamnya dengan jari-jari mungilnya. Dengan obeng ajaib dan tang ajaib, ia membukanya, sambil menggumamkan mantra pelan-pelan. Tak lama kemudian telepon itu bersinar terang, seperti #baru.

"Ya Tuhan!" desah sang Putri.

"Sekarang giliranku menerima bayaran," kata si Katak.

Sang Putri meringis melihat wajah kodok yang berkeringat. Pakaiannya yang tak punya bentuk.

#idih.

Dia menyambar telepon genggam itu dan berlari dari toko, melompat ke jalan dan langsung menabrak Polisi.

"Mengapa kau lari, gadis kecil?" tanya Polisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun