"Sepatu itu jatuh di kepalaku."
"Karena kamu di bawah pohonku. Kenapa kamu tidak pergi saja?"
"Itukah yang kamu inginkan? Aku ingin makan."
"Aku ingin turun. Aku ingin pulang. Kurasa tujuan kita saling bertentangan." Jullina bergeser di dahan pohon.
"Mungkin," kata buaya itu. "Mungkin tidak. Mungkin aku tidak memakanmu kalau kamu mengabulkan permintaanku."
Itulah yang dia butuhkan: buaya yang bisa bicara dan punya menuntut.
"Aku bukan jin, aku perempuan."
"Kasihan. Tapi perempuan itu lezatos, jadi bagaimanapun, aku akan menunggu."
"Baiklah."
Ketika nanti dia bangun, dia akan memastikan untuk menuliskan mimpinya.
"Apa yang kamu inginkan?"