Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Semalam di Bangkok

19 November 2024   09:09 Diperbarui: 19 November 2024   09:57 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar iluistrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

"Sepatu itu jatuh di kepalaku."

"Karena kamu di bawah pohonku. Kenapa kamu tidak pergi saja?"

"Itukah yang kamu inginkan? Aku ingin makan."

"Aku ingin turun. Aku ingin pulang. Kurasa tujuan kita saling bertentangan." Jullina bergeser di dahan pohon.

"Mungkin," kata buaya itu. "Mungkin tidak. Mungkin aku tidak memakanmu kalau kamu mengabulkan permintaanku."

Itulah yang dia butuhkan: buaya yang bisa bicara dan punya menuntut.

"Aku bukan jin, aku perempuan."

"Kasihan. Tapi perempuan itu lezatos, jadi bagaimanapun, aku akan menunggu."

"Baiklah."

Ketika nanti dia bangun, dia akan memastikan untuk menuliskan mimpinya.

"Apa yang kamu inginkan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun