Aku membuka mata ke cahaya terang lampu senter polisi.
"Anda baik-baik saja, Pak? Bisa berdiri?"
Beberapa detik yang lalu mungkin aku mabuk. Tidak lagi. Otakku jernih berkat hembusan angin.Â
Aku berdiri tegak tak tergoyahkan. Menyentuh wajahku, rasanya perih.
"Ya. Mampir di Koplo untuk minum bir."
"Tidak mungkin. Tempatnya ditutup bertahun-tahun yang lalu. Sepertinya Anda tersandung di tangga dan kepala Anda terbentur. Anda yakin baik-baik saja?"
"Saya baik-baik saja. Cuma tergores. Saya menginap di Guest House. Nanti mandi di sana."
Polisi itu pergi. Aku menuju ke arah yang berlawanan.
Tersandung? Kepalaku terbentur?Â
Aku menyentuh wajahku. Basah dengan darah yang menetes.
Merogoh saku baju untuk mengambil tisu, mengeluarkan kotak bungkus rokok kretek filter yang setengah kosong.